Home / LifeStyle / Leisure / Corp / Kenalkan “Ecosociopreneurship”
Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto (kanan) bersama Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah bidang Inovasi dan Daya Saing, Ir. Ananto Kusuma Seta Ph.d (kiri) bersama perwakilan pelajar SMA peserta Toyota Eco Youth (TEY), pada acara sosialisasi TEY ke-10 untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, di Jakarta, Kamis (31/3). Ist

Kenalkan “Ecosociopreneurship”

Jakarta, NextID – Kompetisi untuk para pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) guna membangun cara berpikir dan memberikan kontribusi nyata terhadap perbaikan lingkungan di sekitar atau lebih dikenal dengan program Toyota Eco Youth (TEY) dimulai secara resmi, Rabu (31/3) oleh Toyota Indonesia.

Hari ini dilakukan sosialisasi program TEY ke-10 untuk wilayah Jakarta, dihadiri oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, yang diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ir. Ananto Kusuma Seta, Ph.D.

Dilandasi semangat Toyota Beyond Care, pelaksanaan TEY yang kali ini memasuki tahun ke-10, mengambil tema “Ecosociopreneurship,” yang diharapkan akan menstimulus para peserta untuk bersaing menampilkan proyek-proyek lingkungan yang didukung oleh kegiatan yang menghasilkan dana guna  membiayai keberlangsungan operasional poyek secara mandiri.

Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, menyebutkan, pada TEY ke-10, Toyota akan menanamkan nilai-nilai Ecosociopreneur kepada para pelajar agar mampu menciptakan kegiatan yang menghasilkan dana guna mendukung keberlanjutan dan terciptanya inovasi-inovasi baru bagi proyek-proyek lingkungan mereka. “Melalui Ecosociopreneur ini, diharapkan akan memunculkan nilai-nilai ekonomis dari program TEY ini, serta dapat meningkatkan kemandirian dari para pelajar dalam menjalankan proyek-proyeknya,” ujarnya pada acara pembukaan dan sosialisasi pelaksanaan TEY ke-10 untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.

“Sejalan dengan semangat Toyota Beyond Care, kami berharap proyek-proyek tersebut akan sangat bermanfaat melebihi ekspektasi masyarakat di lingkungan sekitarnya, sekaligus dalam upaya mengembangkan gaya hidup yang lebih kondusif dan ramah lingkungan bagi generasi mendatang,” imbuhnya.

Ecosociopreneur merupakan gabungan antara Ecopreneur yang berarti wirausaha yang peduli dengan masalah lingkungan atau kelestarian lingkungan. Sementara itu, Sociopreneur adalah pengusaha yang menjalankan usahanya tidak semata-mata hanya memikirkan keuntungan pribadi, tetapi juga memikirkan untuk membangun dan mengembangkan komunitasnya agar lebih berdaya.

 Melalui TEY ke-10, konsep Ecosociopreneur yang telah dijalankan Toyota selama ini akan ditransformasikan kepada para pelajar SLTA sebagai generasi penerus, agar jiwa kewirausahaan yang mereka miliki juga tetap memperhatikan aspek sosial, khususnya dalam mengembangkan upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan dan jangka panjang.

Konsep Ecosociopreneur mendorong proyek berkelanjutan melalui kegiatan yang menghasilkan dana untuk membiayai keberlangsungan operasional proyek secara mandiri. Contohnya adalah “Asuransi Sampah” yang dilakukan oleh “Eco-Hero” bernama Dr. Gamal Albinsaid.

Dr. Gamal mempunyai klinik kesehatan di mana para pasien membayarnya dengan sampah. Kemudian, sampah ini dijual melalui sistem koperasi. Uang yang dihasilkan dari penjualan sampah akan digunakan untuk mendanai operasional klinik kesehatan tersebut. Dari kegiatan proyek mandiri “Asuransi Sampah” ini, akan diperoleh keuntungan di mana masyarakat miskin dapat berobat tanpa biaya, dan sampah dapat dikumpulkan untuk didaur ulang.

“Pada dasarnya kami menginginkan agar Toyota Eco Youth dapat merangsang terciptanya ekonomi kreatif berbasis lingkungan hidup yang diharapkan dapat memperlihatkan bahwa upaya pelestarian lingkungan membawa dampak positif bagi ekonomi,” ujar Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono dalam kesempatan terpisah.

 Sama halnya dengan pelaksanaan TEY tahun-tahun sebelumnya, TEY ke-10 juga akan terdiri dari 2 (dua) kategori lomba, yaitu untuk bidang Science (ilmiah) dan Social Movement (sosial).

Namun sesuai dengan tema Ecosociopreneurship, proyek ilmiah yang dilombakan adalah proyek secara berkesinambungan, dapat berjalan secara mandiri dan berkontribusi bagi lingkungan sekitar.

Sementara itu, untuk Social Movement adalah gerakan sosial berkesinambungan yang bisa berjalan secara mandiri dan mengajak komunitas untuk berperilaku yang berdampak positif bagi lingkungan. (tot)

About Gatot Irawan

Check Also

Seminar AHM “Slow Down, Life Up” – Ungkap Rahasia Keselamatan

Jakarta, NextID – Sebanyak 4.590 mahasiswa dari 29 perguruan tinggi di berbagai provinsi Indonesia berinteraksi …

Leave a Reply