Home / LifeStyle / Leisure / Travel / Cakwe Masuk Mal

Cakwe Masuk Mal

 

CAKWE – Sugeng, pemilik jajanan ini, menunjukkan cakwe yang dibuat anak buahnya dan siap disantap.
CAKWE – Sugeng, pemilik jajanan ini, menunjukkan cakwe yang dibuat anak buahnya dan siap disantap.

Apa yang terbayang mendengar kata cakwe? Tidak salah lagi, cakwe adalah makanan khas dari Tiongkok. Lazimnya, kuliner ini disajikan dengan saus cuka dicampur sambal, serta dapat dinikmati dengan bumbu ayam. Bagi anak-anak, cakwe identik dijual di gerobak.

“Sekarang cakwe masuk mal. Cakwe ini berukuran besar dan renyah,” ujar Sugeng pemilik Cakwe Galaxy kepada SH, Jumat (31/7).

Sugeng menyebutkan, cakwe yang dijual itu tetap memakai konsep gerobak. Bedanya, sajian ini lebih bersih dan berada di hawa sejuk. Menurutnya, cakwe yang diraciknya lebih eksotis dengan konsep dan rasa yang berbeda.

Berbeda dengan cakwe di tempat lain karena penemu bumbu ini menyediakan adonan yang pas di lidah konsumen serta ditemani bumbu kacang sebagai cocolannya.

“Kami hadir di tujuh lokasi seperti di FX Senayan, sudah menyentuh segmen menengah ke atas. Konsumen memberi respons positif,” kata Sugeng.

Ia menyebutkan, industri kuliner ini semakin diminati warga. Menurutnya, citarasa yang berbeda dengan cakwe lain, serta ukuran yang lebih besar dari cakwe biasa, menyebabkan konsumen memburunya. Bahan-bahan yang diracik untuk cakwe antara lain tepung terigu, garam, dan pengembang.

Bumbu untuk kacang sebagai teman makan yakni kacang goreng, cabai, garam, dan cuka. “Bahan-bahan yang diramu itu semua aman. Tidak ada unsur yang berbahaya. Malam diaduk, esok pagi digoreng. Jadi selalu fresh adonannya,” tuturnya.

Bagaimana kisahnya cakwe ini diterima di mal? Semua itu dirintis secara bertahap sejak 2013. Mulanya, Sugeng berjualan siomay pada 2012. Menjelang 2013, Sugeng dan keluarga merambah ke cakwe.

Berdasarkan hasil survei pasar, Sugeng membuka gerai cakwe pertama di Pasar Ah Poong Sentul. Di sana peminatnya terus bertambah. Berawal dari Ah Poong, kami kemudian mengembangkannya hingga ke Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

Sugeng juga mengembangkan sate, kuah soto tangkar, serabi kue ape, pancong, kue cubit, dan kue rangi. “Kami garap serius cakwe dan soto ini. Malahan dua nama itu sudah terdaftar di Dirjen HAKI,” ujarnya.

Untuk menikmati cakwe, konsumen tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Hanya dengan Rp 11.000, kita sudah bisa merasakannya dan yang terpenting perut menjadi kenyang.

About support

Check Also

HMPC Indonesia Kembali Belajar Budaya Indonesia via Touring

Jakarta, NextID – Melalui kegiatan touring ada banyak tujuan yang bisa kita kunjungi dan nikmati. …

Leave a Reply