Jakarta, NextID – Komunitas otomotif Indonesia kedatangan tamu penting, President FIA (Federasi Otomotif Internasional) Jean Todt. Todt datang sebagai duta PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) guna mengampanyekan program #SaveKidsLives yang saat ini mendunia. Salah satu cara untuk melindungi hidup anak-anak itu adalah dengan mendengungkan aspek keselamatan mengemudi secara terus-menerus karena data kecelakaan lalu lintas di semua negara berkembang kini dalam kondisi memprihatinkan.
“Setiap hari terdapat 1,8 milyar anak yang berangkat sekolah dan setiap hari mereka beresiko celaka di jalan. Penyebab terbesarnya adalah prilaku mengemudi di jalan raya,” ucap mantan Team Principal Ferrari Formula 1 itu.
Guna memperkuat kampanye itu Todt pun membentuk program FIA Action for Road Safety dan menggandeng perwakilan FIA di banyak negara, termasuk Ikatan Motor Indonesia (IMI). Dalam konteks itulah ia menyambangi kantor baru PP IMI di kawasan SCBD Jakarta dan bertemu Ketua Umum IMI Sadikin ‘Ikin’ Aksa. Selanjutnya pada Rabu (16/2) ia diagendakan bertemu beberapa menteri, Gubernur DKI Jakarta dan Korlantas Polri untuk urusan yang sama.
Ikin mengaku siap mendukung program PBB melalui FIA karena pengurus baru IMI di bawah komandonya sejak awal sudah menempatkan safety sebagai program permanen dan berkelanjutan. “Bulan depan kami hadir di IIMS 2016 dengan booth dan acara khusus. Selanjutnya rutin mengadakan IMI Road Safety Goes to School dan kami sudah cetak buku petunjuknya untuk mengemudi mobil ataupun motor. Kami juga membuat program pelatihan bagi sopir kendaraan umum. Buat IMI, isu ini sangat penting mengingat tingginya angka kecelakaan jalan raya di Indonesia,” katanya.
Data global 2012 menunjukkan 1,2 juta atau rata-rata 3.000 orang terbunuh di jalan dengan usia 5 sampai 29 tahun, dan 50.000 orang korban lainnya menderita luka atau cacat. Di Indonesia sendiri, pada 2014 tercatat 29.000 yang tewas di jalan raya atau rata-rata 80 orang per hari atau 1 orang setiap 20 menit. Pada 2015, berdasarkan data Korlantas Polri sudah terjadi 23.000 kasus kecelakaan sampai periode September.
“Setiap kali ke Indonesia, saya melihat prilaku berkendara masih memprihatinkan.Yang nyetir mobil tidak pakai sabuk pengaman, masih gunakan HP saat berkendara, dan yang naik motor tanpa helm. Yang begini ini harus kita ubah agar pada 2030 nanti angka kecelakaan bisa ditekan sekitar 50%. Setiap pemimpin seyogyanya berdiri di depan untuk menyukseskan kampanye ini,” komentar Todt.
“Kami tentu dukung program kampanye ini karena IIMS itu kan tidak melulu soal jualan mobil. Ini kegiatan sosial yang seharusnya diperkuat semua pihak,” kata Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh seusai makan siang bersama Todt dan jajaran pengurus PP IMI. (tot)