Taman Nasional Way Kambas meresmikan Rumah sakit untuk gajah yang sudah dibangun sejak bulan Januari 2013 lalu, dan barulah awal bulan November 2015 diresmikan. Rumah sakit untuk Gajah yang berada di Taman Nasional Way Kambas, Lampung diberi nama Prof. Dr. Ir. Rubini Atmawidjaja.
Di pusat konservasi Taman Nasional Way Kambas, banyak sekali satwa yang hidup di alam bebas ditambah lagi berdirinya rumah sakit untuk gajah. “Rumah sakit tersebut tidak hanya digunakana untuk gajah, melainkan prinsipnya kami juga tidak menolak semua satwa liar yang ada di Way Kambas untuk diperiksa kesehatannya,” ujar Dedi Candra, dokter hewan Taman Nasional Way Kambas, Kamis (5/11).
Ia menjelaskan, kehadiran Rumah sakit Gajah ini merupakan bantuan dari pemerintah Australia dan pihak Taman Safari, Bogor. Pihak Australia akan memberikan dana untuk rumah sakit hewan disini selama tiga tahun. Kami juga berharap untuk listrik disini akan masuk di bulan Desember 2015.
Selain itu fasilitas yang sudah dilengkapi disini, Dedi memaparkan, di ruang laboraturium kami sudah ada alat pemeriksaan darah lengkap, kimia darah, untu memeriksa faces, memeriksa telinga. Kalau untuk strandar pemeriksaan satwa liar, rumah sakit ini sudah cukup melengkapi.
Dia menambahkan, kami juga punya alat USG untuk pemeriksaan reproduksi dan penyakit. Di pusat konservasi Taman Nasional Way Kambas, kami memiliki Gajah Sumatra, badak Sumatra, harimau, beruang, rusa, tapir, beberapa si Amang, beberapa jenis burung, dan hewan primate lainnya.
Sebelumnya kami tidak mempunyai fasilitas yang memadai , seperti kesulitan untuk memeriksa darah hewan harus dibawa ke rumah sakit kota yang jaraknya sekitar 3 jam dan jika jawak yang ditempuh telalu lama bisa jadi hewan tidak tertolong lagi. Sehingga Harapan kami dengan rumah sakit disini, bukan hanya gajah bahkan satwa liar lainnya dengan adanya team kesehatan dan fasilitas yang lengkap sehingga bisa lebih cepat teratasi.
“Untuk sektor pembangunannya, dana yang diberikan sekitar 30 miliar dari pemerintah Australia dan pihak Taman Safari. Kerjasama ini tidak berhenti begitu saja, melainkan akan kami lanjutkan ke Aceh dan kota-kota lainnya,” tutur Tony Sumampau, Secretary General Taman Safari Indonesia.