Setiap anak terlahir dengan potensi dan keunikan tersendiri. Namun, agar anak menjadi generasi yang siap masa depan berbekal fisik sehat dan kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual, mereka butuh sinergi nutrisi dan stimulasi.
”Guna mendukung pengembangan potensi menjadi generasi platinum, anak-anak masa depan membutuhkan sinergi nutrisi dan stimulasi yang memberikan kecerdasan dan pertahanan tubuh ganda,“ kata Business Unit Head Nutrition for Kids Kalbe Nutritionals Helly Oktaviana dalam Peluncuran Morinaga Platinum Moricare+ Prodiges di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lewat kerja sama dengan Morinaga Research Center Japan, hadir Inovasi MoriCare+ Prodiges yang lebih dari sekadar nutrisi, namun juga menghadirkan modul stimulasi digital berjudul multiple intelligence play plan atau MI play plan.
“ Dari aplikasi MI PlayPlan, harapannya anak-anak kita tumbuh menjadi generasi multitalenta. Si Kecil perlu memiliki dan mengasah berbagai jenis kecerdasan, seperti kecerdasan interpersonal, kecerdasan bermusik. Kelengkapan modul stimulan MI Play Plan persembahan Morinaga, dikreasi guna memfasilitasi para orangtua untuk mengembangkan multitalenta si kecil secara konsisten dan optimal,” kata Dr. Rose Mini A. Prianto, M.Psi selaku Ketua Program Studi Psikologi Terapan, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Presiden Direktur ESSA Consulting.
Helly menambahkan,”Kerja sama dengan Morinaga Research Center Japan telah menghasilkan sinergi nutrisi untuk mendukung kecerdasan multitalenta (brain care), memberikan pertahanan tubuh ganda (body defense), mendukung tumbuh kembang optimal (body growth) serta mendukung kebutuhan nutrisi si kecil.”
Morinaga juga mendukung 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK) selain nutrisi, dibutuhkan juga stimulasi lewat program tumbuh kembang anak yang diadakan secara berkelanjutan di seluruh wilayah di Indonesia.
“Setiap anak memiliki keunikan dan juga risiko dalam tumbuh kembang. Ini juga ditentukan dari keseimbangan faktor risiko dan faktor protektif sejak usia janin di dalam kandungan hingga usia 18 tahun,” kata Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Departemen Ilmu Kesehatan AnakRSUD Dr Soetomo / FK Unair Surabaya DR Dr Ahmad Suryawan SpA(K).
Saat ini Indonesia mengalami situasi ganda, yakni anak kurang gizi masih tinggi (13 persen) dan anak bertubuh pendek juga tinggi (37 persen). Tetapi sisi lain, angka anak kelebihan gizi juga merangkak naik (12 persen).