Jakarta, NextID – Setelah Januari 2021 KBRI Berlin melakukan demonstrasi cupping dan tasting kopi, maka pada Kamis (4/3) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Konsulat Jenderal RI (KJRI Hamburg) secara resmi melakukan pelepasan ekspor perdana Kopi Boyolali, Kopi Toraja, Kopi Flores Bajawa ke Jerman.
Disaksikan oleh perwakilan pemerintah yaitu Kemenlu, Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Kopira, Pemkab Boyolali, Kadin Jawa Tengah, PT Lion Parcel, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar. dalam pidato resminya menyatakan komitmen Kemlu mengenai kebijakan kopi.
”Ini merupakan wujud komitmen Kemlu dan Perwakilan RI untuk menembus pasar global. Kami tahu Jerman itu adalah ”hub,” tempat yang strategis untuk menyebarkan semua produk Indonesia ke mancanegara,” ucap Mahendra Sregar dalam pidato resminya. .
Mahendra Siregar menambahkan, meminta UKM dan pelaku industri kopi di Indonesia perlu memanfaatkan potensi Jerman secara maksimal, dengan memperhatikan persyaratan, termasuk dokumen ekspor dan beberapa persyaratan (sertifikasi) yang ditetapkan oleh Uni Eropa serta memperhatikan pengelolaan perkebunan yang ramah terhadap lingkungan dan ekosistem di sekitarnya, termasuk kesejahteraan para petani.
Secara khusus Wamenlu menyampaikan apresiasinya kepada Konjen RI di Hamburg Ardian Wicaksono atas kerja keras dan kolaborasinya terkait pengiriman Kopi Boyolali, Kopi Toraja dan Kopi Flores Bajawa ke Jerman. ”Ini merupakan perjuangan yang tidak ringan untuk memperjuangkan kopi Indonesia ke pasar Jerman,” ujarnya.
Wamenlu juga memberikan penghargaan kepada Mr. Sascha Bayu Handoyo, CEO MyBaliCofee yang telah membantu mempromosikan berbagai varian kopi Indonesia kepada konsumen Jerman dan negara Uni Eropa lainnya. Juga Emilton Senna dari Dingiso Cofee yang membantu fasilitasi ekspor teman-teman koperasi dan UKM kopi Indonesia.
Mahendra mengingatkan para pebisnis yang hadir, konsumen kopi Jerman, seperti halnya konsumen Eropa lainnya, sangat menghargai specialty cofee dan mempunyai komitmen kuat terhadap perkebunan kopi yang sustainable, traceability and fair trade.
Sementara itu Konjen RI di Hamburg Ardian Wicaksono menyatakan, berkat upaya serta komunikasi yang sangat baik dengan Boyolali, maka pasar kopi Jerman dapat ditembus. ”Sampel coffee beans yang dikirim ke Hamburg ternyata lolos dari pengujian kopi,” ujar Ardian Wicaksono.
Ditambahkannya, petani, koperasi dan pengekspor Indonesia perlu memahami standar khusus dan sertifikasi kopi. ”Kalau pengiriman ini lancar maka akan menjadi bagian dari mata rantai ekspor komoditas kopi ke Eropa,” lanjutnya.
Sementara itu Ketua Kopira – Emilda Liliyanti dan Ketua House of Coffee – Yuanita Rahman menyatakan rasa gembiranya kopi Boyolali bisa masuk ke Jerman. Emilda menjelaskan, tidak banyak yang mengetahui bahwa Boyolali memiliki potensi komoditas kopi. Maka dengan masuknya kopi Boyolali ke pasar kopi Jerman, diharapkan dapat memicu daerah-daerah penghasil kopi lainnya di Indonesia untuk Go International.
”Walaupun ada beberapa kendala yang harus kami hadapi di lapangan, namun hal itu tidak menyurutkan semangat kami. Karena ada satu prinsip yang menjadi salah satu pedoman kami terutama saya yaitu, nek gelem dijak kolaborasi, monggo. Nek ra gelem, dikancani ngopi ae,” kata Emilda sembari senyum.
Belum Maksimal
Dubes RI untuk Jerman Arief Havas Oegroseno menyatakan, menjadi produsen kopi terbesar keempat di dunia, Indonesia ditantang untuk bisa menundukkan pasar kopi Jerman. Hal itu menjadi perjuangan tersendiri mengingat Jerman adalah pasar terbesar produk kopi di Uni Eropa. Nilainya ditengarai mencapai sekitar US$ 7,7 miliar. Meski menjadi produsen kopi terbesar keempat di dunia, hingga saat ini ekspor kopi Indonesia ke Jerman belum maksimal.
“Kita ingin mengisi gap yang terlalu besar antara potensi produksi kopi Indonesia dan potensi pasar kopi di Jerman ini. Masyarakat Jerman adalah pencinta kopi, 75% di antaranya menikmati kopi di rumah. Oleh karena melakukan coffee cupping dan coffee tasting adalah upaya untuk mendekatkan selera orang Jerman dan penyediaan kopi dari Indonesia. Jadi peluang pasar itu akan selalu ada dan terus meningkat, meskipun di saat pandemi seperti sekarang ini,” ujar Dubes Oegroseno.
Menurut Havas, strategi pemasaran kopi Indonesia di Jerman pun sudah disiapkan. Strategi tersebut, antara lain mencakup penyelenggaraan kursus pengetahuan kopi dan skill barista dasar bagi staf KBRI bekerja sama dengan mastery coffee terbesar di Berlin. Strategi lainnya adalah memfasilitasi Business Meeting antara Asosiasi Kopi Jerman dan Roastery terkemuka di Jerman dengan Eksportir dan Petani asal Indonesia.
Dalam paparannya, Konjen Ardian Wicaksono menyatakan, kisah keberhasilan menembus Jerman adalah ”kisah” bisnis unik. Cerita bagaimana mengenai akses pasar, mengenal pembeli dan importir, mengenal cita rasa konsumen, serta akhirnya mengenalkan dengan para pelaku bisnis kopi, koperasi dan lain-lain. Yng menarik, cerita kopi Indonesia juga berbicara mengenai upaya untuk ikut melindungi satwa khususnya satwa langka dan pelestarian lingkungan.
Acara pelepasan kopi perdana ke Jerman tersebut merupakan rangkaian kegiatan diplomasi yang tujuannya memberikan dorongan agar pemulihan ekonomi nasional peningkatan kesejahteraan petani kopi Indonesia. Acara ditutup dengan pelepasan secara resmi kopi Indonesia oleh Wamenlu Mahendra Siregar. (Sumber: Kementerian Luar Negeri).