Jakarta, NextID – Kehadiran kembali mobil merek China di Indonesia saat ini yang diwakili Wuling tengah menjadi sorotan. Dari hasil penjualan dan strategi yang diterapkan pabrikan itu, hasilnya cukup baik. Namun, bagaimana prediksi soal harga jual kembalinya? Berikut divisi penelitian dan pengembangan Carmudi.co.id menganalisa nilai depresiasi mobil China di Indonesia.
“Melihat fenomena masuknya pemain baru dari China di industri otomotif nasional menjadi sesuatu yang menarik bagi Carmudi. Bagaimana strategi mereka dan hal yang terkait dengan tren otomotif di Indonesia, patut mendapatkan perhatian bagi kalangan online classified seperti kami,” jelas Managing Director Carmudi.co.id, Stefano Kirihettige Perera, Rabu (28/2).
Berdasarkan data jumlah listing (mobil bekas yang akan dijual) di situs Carmudi.co.id, tercatat hanya sedikit konsumen yang menawarkan mobil bekas merek China untuk dijual. Dari pelbagai nama/merek, hanya ada Chery, Geely, dan Wuling. Populasinya pun tidak begitu besar. Dari data yang Litbang Carmudi olah, merek dan model mobil China yang paling turun nilai jualnya kembali adalah Geely MK2.
Hitungan nilai depresiasi yang dilakukan, ditemukan bahwa mobil tersebut mengalami depresiasi sebesar 71,1%. Hal itu dilihat dari harga jual saat mobil itu dalam kondisi baru, dahulu di tahun 2012 Geely MK2 dijual seharga Rp 135 juta.
Kini di pasaran mobil bekas, harga mobil berkapasitas 1.5 Liter tersebut hanya Rp 39 juta saja. Di posisi kedua mobil China yang nilai depresiasinya terburuk adalah Chery QQ varian GX keluaran tahun 2006. Untuk mobil kompak itu, nilai depresiasinya mencapai 60,6%.
Lalu ada juga Geely Panda keluaran tahun 2011 yang nilai jual kembalinya mencapai 31,5%. “Kalau kaya Geely dan lainnya kita pernah (jual) tapi memang juga purna jualnya parah, mobil Malaysia (Proton) juga parah harganya, Korea juga, mobil-mobil Jepang lah yang masih bagus,” ujar Ketua Ikatan Pedagang Mobil Bekas Jakarta (IPMJ), Ahmad Fadillah.
Depresiasi Wuling?
Sementara itu untuk mobil China yang baru masuk Indonesia yakni Wuling, Litbang Carmudi baru menemukan data untuk depresiasi mobil bekasnya untuk model Confero S.
Dari data yang diteliti, ditemukan nilai depresiasi Wuling Confero S masih rendah, yaitu sebesar 0,5%. “Animo bagus karena harganya juga terjangkau, murah, mungkin melihat dari beberapa gebrakannya lalu begitu mulai keluar, pabrik langsung berdiri, dan showroom-showroom banyak. Di situ mungkin masyarakat menilai ini bisa jadi jangka panjangnya bisa bagus istilahnya perusahaan yang langsung besar itu kan berkualitas. Mobil China yang selama ini keluar kaya Geely dan lainnya itu kan enggak langsung besar seperti Wuling,” lanjut Ahmad.
Angka tersebut memang belum valid, karena usia Confero S di Indonesia belum ada setahun. Jadi apakah Wuling bernasib sama dengan para merek pendahulunya? Semua itu kembali pada pembuktian kualitas mobil dan purnajual yang berbicara di masa depan. Nah..!