Jakarta, NextId – PT Pertamina Lubricants, pemimpin pasar bisnis pelumas otomotif dan industri di Indonesia semakin menunjukan eksistensinya di bidang inovasi dan teknologi produk melalui pelumas terbaru untuk mesin kendaraan berbahan bakar biodiesel, Meditran SX Bio.
Sebagai negara dengan sumber daya alam yang berlimpah, Indonesia memiliki beragam sumber energi baru dan terbarukan yang harus dimanfaatkan. Salah satu sumber energi yang harus dioptimalisasi adalah pengelolaan bahan bakar nabati.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan level wajib minimal penggunaan bahan bakar nabati yang telah teruang dalam Permen ESDM No. 32 Tahun 2008 untuk berbagai sektor meliputi industri, komersial, dan transportasi.
“Menyikapi hal tersebut, Pertamina Lubricants meluncurkan produk Meditran SX Bio sebagai wujud nyata dukungan Pertamina terhadap program pemerintah sekaligus sebagai bentuk komitmen Pertamina dalam memberikan produk yang terbaik untuk pelumasan dan perlindungan mesin kendaraan konsumen,” papar Mia Krishna Anggraini selaku Coordinator Product Development Specialist PT Pertamina Lubricants, Senin (27/6) pada acara buka puasa bersama media.
Produk ini, menurutnya, memiliki pilihan performance level API CH4 dan API CI4 Plus. Varian Meditran SX Bio tersedia untuk kendaraan penumpang, kendaraan komersial (bus dan truk) serta mesin-mesin industri. Produk yang diformulasikan khusus untuk mesin berbahan bakar biodiesel khususnya B20 ini dirancang melalui proses research & development yang ketat dan panjang.
“Dalam engine test dengan simulasi kontaminasi biodiesel ke dalam pelumas, Meditran SX Bio memberikan performa yang unggul dibandingkan dengan pelumas biasa dalam kemampuannya untuk melindungi mesin saat terjadi kontaminasi biodiesel ke dalam pelumas,” jelas Mia.
Kontaminasi biodiesel ke dalam pelumas, lanjutnya, dapat terjadi akibat adanya blow by gas hasil pembakaran, adanya fraksi FAME yang tidak terbakar atau akibat kerusakan fuel injector. “Apabila menggunakan pelumas biasa, kontaminasi biodiesel tersebut akan membuat pelumas mengental hingga akhirnya tidak bisa bekerja optimal,” ujarnya.