Jakarta, NExtID – Industri farmasi di Indonesia harus pandai membuka diri untuk memperluas jaringan bisnis dan mengikuti tren terkini serta menghadirkan bahan baku obat inovatif dengan kualitas tinggi.
“Inovasi saat ini menjadi kebutuhan penting bagi industri farmasi dalam negeri. Karena itu, kami sangat mendukung pameran pameran Convention on Pharmaceutical Ingredients South East Asia (CPhI SEA) 2016 yang akan digelar di Jakarta. Pameran ini bisa menjadi tempat bertukar pikiran dan informasi dengan manufaktur farmasi dari luar negeri. ,” kata Ketua Komite Pengembangan Usaha GP Farmasi Vincent Harijanto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (29/3).
Harijanto juga mengatakan,”Lima tahun lalu kita impor 85% bahan baku, sekarang 95% persen. Kita memang harus mengejar ketinggalan dalam bidang pengolahan bahan baku obat.”
Pameran Convention on Pharmaceutical Ingredients South East Asia (CPhI SEA) 2016 ini akan diadakan PT UBM Pameran Niaga Indonesia untuk kelima kalinya, pada 6-8 April 2016 di Jakarta International Expo, Kemayoran. Pameran ini merupakan wadah bagi para pelaku industri farmasi dan pemasok bahan baku obat, kemasan dan mesin-mesin serta teknologi dari seluruh dunia untuk menjangkau pasar Asia Tenggara yang sedang tumbuh pesat.
Presiden Direktur, PT UBM Pameran Niaga Indonesia Christopher Eve mengatakan,”Pameran yang diselenggarakan PT UBM Pameran Niaga Indonesia ini akan dihadiri 260 peserta dari 25 negara. Ini tahun kelima penyelenggaraan pameran. Kali ini, CPhI South East Asia hadir lebih lengkap dengan penambahan kategori pameran yang diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan industri farmasi di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.”
CPhI South East Asia 2016 merupakan kombinasi lima pameran farmasi sekaligus: CPhI untuk bahan baku (ingredients), P-MEC (mesin – mesin, peralatan dan teknologi), InnoPack (produk kemasan), dan yang terbaru adalah pameran ICSE (kontrak industri / toll manufacturing) dan Hi South East Asia (nutrasetikal, pangan fungsional dan suplemen).
Jumlah peserta CPhI South East Asia 2016 tercatat mencapai lebih dari 260 peserta dari 25 negara, dengan pavilion nasional dan grup dari Korea, China, India, serta Mensa Group. Beberapa peserta baru juga hadir mewakili negara–negara yang belum pernah berpartisipasi sebelumnya, seperti Mesir dan Belarusia.