Jakarta, NextID – Pameran IFFINA Furniture Indonesia dan Mozaik Indonesia 2016 memasuki hari terakhir. Di hari terakhir pameran difokuskan untuk retail buyers. Eksibitor menjual produknya dengan tawaran harga yang menarik dan beragam program acara menarik bagi pengunjung.
Hasil sementara jumlah registrasi Business to Business (B2B) buyers menunjukkan target 3.500 buyers yang dicanangkan ASMINDO dan Traya Indonesia semakin dekat untuk dicapai.
Ketua Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf ke IFFINA Furniture Indonesia & Mozaik Indonesia 2016 serta menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan para desainer dan pengrajin yang ikut serta. Triawan menunjukkan kekaguman dan penghargaan kepada penyelenggara atas inisiatifnya dalam mengkolaborasikan desainer dengan pengusaha industri furnitur dan kerajinan Indonesia sehingga negara kita dapat semakin harum namanya di mancanegara.
Diana Nazir, Yayasan Art+Design Indonesia dan Kurator Area Trend Mozaik Indonesia mengatakan,
“Mozaik Indonesia 2016 tidak hanya menjadi ajang eksibisi tetapi juga sebagai ajang belajar-mengajar dan proses mengkoneksikan desain yang bersifat kreatif dengan industri yang bersifat komersil. Kami menghadirkan desainer lokal baik yang sudah berkibar di mancanegara seperti Saniharto dan Hadiprana maupun desainer pemula berpotensi dengan konsep sejarah desain sampai dengan trend 2017 yang berdampingan secara harmonis dengan furnitur dan kerajinan di IFFINA Furniture Indonesia.”
Komitmen Lingkungan
Legalitas kayu merupakan salah satu isu sensitif dalam industri furnitur dan kerajinan Indonesia, terutama bagi buyers dari negara-negara besar. Pameran yang berfokus pada pasar B2B Internasional, IFFINA Furniture Indonesia & Mozaik Indonesia 2016 berkomitmen menghadirkan produk-produk yang legal dan ramah lingkungan. Pameran ini mendapat dukungan World Wildlife Fund (WWF), Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli kepada kelestarian alam dan lingkungan.
M Taufik Gani, Ketua Umum ASMINDO menegaskan, “Industri furnitur memiliki kepelikan tersendiri, karena produk-produk yang dihasilkan mayoritas berbahan dasar kayu yang notabene bersumber dari pohon/ hutan. 97% anggota ASMINDO telah memiliki Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK), sisanya sedang proses perizinan ataupun anggota yang hanya bermain di pasar lokal (tidak aktif untuk ekspor). Bahkan, perusahaan-perusahaan industri furnitur yang cukup besar turut menanam pohon dan memiliki hutan sendiri sehingga tidak merusak lingkungan.”
Di hari terakhir, IFFINA menghadirkan berbagai kegiatan yang menarik pengunjung di hari ini, seperti Seminar By Adi Indorona, Rattan in Design by Pirnas, Klinik Desain Mebel, Workshop Bambu By Akademi Bambu Nusantara dan Seminar How to Sell Your Product on Digital Industry by bobobobo.com.