Jakarta, NextID – Perusahaan yang bergerak dibidang pengujian, inspeksi, sertifikasi dan pelatihan TÜV SÜD, hari ini menggelar program pelatihan yang kedua — TÜV SÜD-DEG TripleC Green Business Training Programme di Indonesia, yang dikembangkan dalam kemitraan dengan German Investment and Development Corporation (DEG). Pelatihan ini digelar sebagai tindaklanjut dari keberhasilan program percontohan yang diadakan pada tahun lalu tersebut. Pada pelatihan kali ini, TÜV SÜD dan DEG fokus pada industri tekstil lokal di Indonesia.
Menurut Arief Hendra Ariyana, Deputy General Manager PT TÜV SÜD Indonesia, pelatihan ini digelar selama 15 bulan dengan harapan dapat meningkatkan wawasan produsen tekstil lokal mengenai praktik-praktik usaha yang ramah lingkungan dan berbagai langkah yang dapat diambil untuk menekan biaya tanpa mengurangi kualitas produk, sekaligus melindungi lingkungan, mencegah polusi, meminimalisasi limbah dan mengurangi konsumsi energi.
“The TÜV SÜD-DEG TripleC Green Business Training Program akan dimulai dengan program C-Suite Briefing – dijadwalkan terselenggara pada tanggal 29 Maret di Jakarta dan 31 Maret di Yogyakarta. Selama briefing, peserta akan diedukasi mengenai pentingnya menerapkan praktik-praktik usaha ramah lingkungan, seperti manajemen efisiensi energi, life cycle analysis dan memanfaatkan berbagai pilihan energi terbarukan yang tersedia bagi industri tekstil.
“Program pelatihan kami akan membantu para produsen lokal untuk mendapatkan berita perkembangan terkini dan wawasan mengenai praktik-praktik usaha ramah lingkungan dan standar industri dalam keramahan lingkungan. Kemudian, kami akan mengidentifikasi berbagai inefisiensi dalam kegiatan produksi, kekurangan-kekurangan dan potensi risiko dalam industri, sekaligus memberikan pedoman langkah demi langkah untuk menerapkan praktek dan standar yang telah terbukti dan telah disesuaikan dengan kebutuhan masing – masing perusahaan,” tambahnya.
Seperti diketahui, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menargetkan industri pertekstilan Indonesia akan mampu menarik investasi hingga US$155 juta pada 2016. Sehubungan dengan ini, DEG berada dalam posisi tepat untuk memaksimalkan kehadirannya di Indonesia yang sudah lama dan kerja samanya dengan UKM untuk terus mendukung pertumbuhan industri pertekstilan Indonesia.
“Industri pertekstilan dan pakaian merupakan kontributor devisa kedua terbesar bagi Indonesia – banyak merek global ternama telah mendirikan basis manufaktur di Indonesia dan lebih dari 60 persen pakaian yang diproduksi di negara tersebut dijual ke pasar ekspor. Memastikan bahwa pakaian yang dihasilkan berkualitas tinggi dan ramah lingkungan akan dapat meningkatkan profit dan pada gilirannya akan meningkatkan Produk Domestik Bruto Indonesia,” kata Mr. Matthias Goulnik, Country Representative, DEG.
“Kami bisa melihat potensi yang besar dalam industri pertekstilan Indonesia, dan selalu memastikan bahwa praktik usaha mereka selalu ramah lingkungan sehingga akan terjadi keberlanjutan bisnis yang lebih lama. Pada akhirnya, produsen akan melihat perubahan besar pada keuntungan mereka setelah biaya berhasil ditekan dan daya saing usaha meningkat di pasar regional,” menurut Mr. Eric Paulsen, General Manager of PT TÜV SÜD Indonesia.
Sementara itu The TripleC Green Business Training Programme sendiri, saat ini telah menjadi inisiatif kunci dalam perayaan hari jadi TÜV SÜD yang ke-150 pada tahun ini.(Satoto Budi)