Jakarta, NextID – Pasien katarak di Indonesia masih di atas 0,5 persen yang menjadi standar WHO. Dengan demikian, katarak masih menjadi masalah sosial dan tanggung jawab semua warga. Dalam konteks global, katarak termasuk separuh kasus gangguan penglihatan.
“Katarak hanya bisa diobati dengan operasi. Bukan dengan tetesan atau obat,” tegas Direktur Utama Jakarta Eye Center (JEC) Kedoya Johan A Hutauruk di Jakarta, Sabtu (6/2).
Johan menerangkan, melalui operasi katarak akan membebaskan pasien dan keluarga dari menjaga atau menuntun pasien katarak. Disebutkan, berdasarkan WHO, dari 285 juta gangguan penglihatan di seluruh dunia, 51 persen karena katarak. Sedangkan di Indonesia, di antara 1.000 jiwa diperkirakan ada satu pasien katarak baru.
“Visi menjadikan Indonesia bebas buta katarak pada 2020 bisa terwujud jika kita bekerjasama dengan berbagai pihak,” harap Johan dalam temu media bakti sosial operasi katarak gratis untuk 100 pasien kerja sama dengan komunitas Harley Owner Group (HOG) Jakarta Chapter dan Medical Doctors and Friends (Med.Docs and Friends) .
Ketua MedDocs and Friend Indonesia Radja Simanjuntak menuturkan komunitas motor besar beranggota dokter bangga bisa bekerja sama dalam bakti sosial ini. selama touring, pihaknya rutin mengadakan bakti sosial. Seperti operasi katarak, kanker anak, kanker payudara dan sebagainya.
“Bagi kami, usai operasi itu sangat melelahkan dan bisa stres, maka mendengar suara motor gede bisa hilang stres dan capek,” ungkap Radja dokter spesialis anestesia