Minuman bersoda menjadi pilihan favorit untuk melepas penat, ngemil dan sehabis makan. Sayangnya, minuman soda mengandung gula dan kalori yang tinggi. Karena itu, orang yang lagi menjalani proses diet lebih memilih soda diet. Minuman soda diet dapat menghemat asupan sekitar 140 kalori dibanding soft drink lainnya.
Minuman soda diet menggunakan pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, dan sucralose. Meskipun demikian, ternyata minuman soda diet mengandung bahaya lain seperti dilansir foxnews, Kamis (1/10) :
1. Menumpulkan Indera Perasa
Mengonsumsi soda diet secara rutin dapat menumpulkan indera perasa sehingga tidak mampu merasakan manis alami seperti pada buah. Gula palsu ternyata memiliki efek sama bahayanya seperti gula asli. “Pemanis buatan merangsang insulin sehingga meningkatkan timbunan lemak yang mengakibatkan penambahan berat badan,” kata Penulis The Sugar Detox, Dr Brooke Alpert.
2. Meningkatkan Berat Badan
Sebuah penelitian dari Universitas Texas mengungkapkan soda diet berisiko meningkatkan lingkar pinggang. Hal itu disebabkan pemanis buatan yang terkandung dalam soda diet. Namun, pakar diet asal Minnesota, Cassie Bjork menjelaskan penyebab terbesar kegemukan terdapat pada faktor psikologi. Ketika tubuh tidak mengonsumsi kalori, seseorang bisa lebih mudah menghabiskan dua burger keju atau lebih dari satu potong pizza. Padahal, keduanya merupakan makanan berkalori tinggi.
3. Meningkatkan risiko diabetes tipe 2
Menurut penelitian Universitas Minnesota, mengkonsumsi soda diet dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik sebesar 36 persen. Sindrom metabolik memicu terjadinya hipertensi, peningkatkan kadar glukosa, panambahan kolesterol, dan bertambah besarnya lingkar pinggang. Bjork mengatakan orang yang terkena sindrom itu berisiko tinggi terkena jantung, stroke, dan diabetes.
4. Miskin nutrisi
Mengonsumsi soda diet tidak memberi manfaat sama sekali. Bjork mengatakan, minuman tanpa kalori terbaik tetap air putih. “Air penting untuk berbagai proses dalam tubuh. Menggantikan air dengan diet soda adalah ide buruk,” kata Bjork.
5. Meningkatkan risiko sakit kepala
Sebuah studi terbaru membuktikan aspartam (pemanis buatan) dapat memicu sakit kepala pada beberapa orang. “Saya memiliki beberapa pasien yang menderita migrain dan mengindikasikan soda diet sebagai penyebabnya,” kata Bjork.
6. Merusak senyum
Menurut jurnal General Dentistry, mengonsumsi minuman soda berlebih dapat merusak gigi. Riset itu meneliti gigi pengguna kokain, metamfetamin, dan soda diet. Hasilnya, gigi ketiganya memiliki tingkat erosi yang sama.
7. Rentan depresi
Menurut forum American Academy of Neurology, seseorang yang mengonsumsi soda diet lebih mudah mengalami depresi. Orang yang rutin mengonsumsi 1-4 kaleng soda sehari selama 10 tahun berisiko menderita depresi lebih besar.
8. Tulang keropos
Wanita yang berusia di atas 60 tahun berisiko lebih besar menderita osteoporosis dibanding pria. Penelitian Universitas Tufts mengungkapkan wanita yang gemar mengonsumsi minuman soda memiliki kepadatan mineral tulang 4 persen lebih rendah pada pinggulnya. Hal yang sama juga dibuktikan oleh American Journal of Clinical Nutrition pada 2006, semua minuman soda, tidak hanya soda diet berpotensi menurunkan kepadatan mineral tulang pada wanita.
9. Risiko sakit jantung
Menurut riset Universitas Miami dan Universitas Columbia, Hanya mengonsumsi satu kaleng soda diet sehari bisa meningkatkan risiko gangguan pembuluh darah. Gangguan itu meliputi kematian pembuluh, stroke, atau serangan jantung. Dalam riset itu, sebanyak 43 persen responden konsumen soda diet memiliki kecenderungan lebih besar menderita gangguan pembuluh darah. Hal serupa tidak ditemukan pada konsumen minuman soda regular.