Jakarta, NextID – Berbagai kesempatan emas business to business (B2B) hingga business to government (B2G), sepenuhnya ditawarkan pada penyelenggaraan PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 kepada seluruh pengunjung karena perhelatan ini mempertemukan seluruh pemangku kepentingan yang mampu memajukan perkembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Di sini, pengunjung akan menemukan para pelaku perusahaan yang dapat melakukan persetujuan dealing terkait pemenuhan kebutuhan pengunjung pada sektor otomotif elektrik. Turut hadir produsen bus listrik karya anak bangsa MAB, Aerobus Sky Train, perusahaan transportasi umum kereta gantung masa depan dan FUSO yang menyediakan truk elektrik.
Pada Selasa (26/7) diketahui, PT Mobil Anak Bangsa (MAB) sebagai prinsipal produsen bus listrik dalam negeri telah melakukan penandatanganan Konfirmasi Pembelian bus listrik Merk MAB dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), PT Chandra Asri Petrochemicals (CAP), PT Kaltim Parna Industri (KPI) dan Pemerintah Kota Semarang (Pemkot Semarang).
Selain itu, MAB juga mengadakan seremoni penghargaan kepada PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang telah melakukan pembelian bus listrik dari MAB pada akhir tahun 2021, berupa 7 unit bus berukuran 12 meter dan 2 unit bus berukuran 8 meter. Pembelian produk Bus Listrik MAB hasil karya Bangsa Indonesia oleh beberapa perusahaan ini merupakan kepercayaan dari beberapa perusahaan di Indonesia kepada hasil karya Bangsa sendiri.
“Kami akan terus berkomitmen mengembangkan produk-produk kendaraan listrik termasuk menghasilkan produk kendaraan listrik yang berkualitas untuk Indonesia yang semakin ramah lingkungan,” papar Kelik Irwantono, Direktur Utama MAB.
Siapkah Beradaptasi?
Pada sesi seminar dan talkshow kemarin ini membahas mengenai ‘Siapkah Indonesia Beradaptasi dengan Kendaraan Listrik?.’ Seminar kali ini menghadirkan narasumber Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Manajemen Keselamatan Kementerian Perhubungan RI – Heri Prabowo serta Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) – Dr. Eng. Budi Prawara.
Seminar diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari kalangan praktisi, hingga akademisi, mahasiswa dari perguruan tinggi dan siswa dari sekolah menengah kejuruan. Heri Prabowo memaparkan berbagai dukungan dan implementasi regulasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Indonesia. Menurutnya, berbagai regulasi Kementerian/Lembaga (K/L) telah tercipta untuk mendukung program percepatan penggunaan Kendaraan bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
“Permen ESDM nomor 13 tahun 2020, Permen Perindustrian nomor 27 tahun 2020, Permen Perindustrian nomor 28 tahun 2002, Permendagri nomor 56 tahun 2020, Permendagri nomor 1 tahun 2021, Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 7 tahun 2021 dan Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-13/PMK.010/2022 semuanya merupakan regulasi K/L untuk mendukung kendaraan listrik menjadi kendaraan yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.” jelas Heri memberi contoh.
Ia menjelaskan, biaya uji tipe kendaraan bermotor yang dilakukan oleh direktorat perhubungan darat untuk jenis kendaraan listrik, mengalami perbedaan biaya yang lebih murah dari kendaraan konvensional. “Untuk sepeda motor dikenakan biaya uji tipe sepeda motor listrik sebesar Rp 4,5 juta, dibandingkan biaya uji tipe sepeda motor konvensional sebesar Rp 9,5 juta. Biaya uji tipe mobil penumpang berbasis listrik sebesar Rp 13,2 juta dibandingkan biaya uji tipe mobil penumpang konvensional sebesar Rp 27,8 juta. Biaya uji tipe mobil bus listrik sebesar Rp 13,2 juta dibandingkan dengan biaya uji tipe mobil bus konvensional sebesar Rp 126,9 juta,” tambah Heri.
Lebih lengkap Heri menjelaskan, secara umum tren pengajuan Sertifikat Registrasi Uji Tipe atau kartu lahir suatu kendaraan periode 2019 s/d 21 Juli 2022 menunjukkan tren peningkatan dan menandakan eksistensi kendaraan listrik di Indonesia kian diminati. “Sampai saat ini Kementerian Perhubungan telah menggunakan 30 unit kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional Eselon 1 dan Eselon 2 sebagai bentuk dukungan program percepatan penggunaan KBLBB,” ujarnya.
Seminar selanjutnya disampaikan Budi Prawara. Sebagai lembaga riset satu-satunya di Indonesia, dia menyampaikan fokus riset BRIN atas kendaraan listrik di Indonesia adalah pengembangan sistem otonom untuk kendaraan listrik berbasis baterai sehingga bisa diaplikasikan untuk berbagai keperluan, karena dilengkapi dengan teknologi sistem deteksi, artificial intelligence dan big data.
“Fokus pengembangan sistem otonom dan prototipe yang telah kami kembangkan adalah kendaraan single seater dan rencananya akan dikembangkan ke tipe kendaraan lebih besar dengan kecepatan yang lebih tinggi atau fast and heavy vehicle, dan berkisar antara 9-20 penumpang,” beber Budi.
Adapun untuk topik riset yang dilakukan BRIN berfokus pada: Sistem Deteksi Objek (menggunakan LIDAR, RADAR dan Kamera), Sistem Informasi dan Teknologi, C-V2X, Sensor kendaraan dan komputer, hingga interaksi manusia dengan kendaraan serta teknologi pengenal suara. Selain itu, BRIN juga melakukan riset untuk penguasaan teknologi kunci komponen kendaraan listrik, untuk pembuatan mobil listrik, charging station, baterai, sistem manajemen, dan lain sebagainya.
Melalui PEVS 2022, puluhan karya anak bangsa di dunia otomotif elektrik berhasil dipamerkan. Puluhan karya anak bangsa tersebut, di antaranya adalah mobil listrik balap karya tim Yacaranda dari Universitas Gajah Mada (UGM), bus listrik model purwarupa buatan tim peneliti Universitas Indonesia (UI), berbagai mobil listrik dari beragam perusahaan salah satunya PT Haka Motors, dan berbagai motor listrik seperti Davigo, Rakata dan Gesits yang semua nya merupakan kendaraan listrik karya anak bangsa produksi dalam negeri.
Di hari itu pula (26/7) PEVS 2022 menerima kunjungan Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie, yang mengunjungi seluruh booth serta tak lupa melakukan Test Drive Indoor yang dihadirkan sebagai program spesial pada EV – Track Zone.