NextID What's Next ?
Jakarta, NextID – Menarik acara ‘Diskotik’ (Diskusi Otomotif Terkini) yang digelar Forwot secara daring bersama PT Honda Prospect Motor (HPM) yang diwakili PR and Digital Manager HPM Yulian Karfili, Selasa (15/1).
Ada sisik melik yang akhirnya terungkap jelas dan gamblang saat diskusi kelangkaan pasokan microchip yang mengganggu produksi mobil. Ya, harus diakui Arfi, panggilannya, di saat pasar membaik di tahun 2021 karena ekonomi yang berjalan cukup aktif, ditambah dengan relaksasi PPnBM, justru ada keterbatasan pasokan microchip.
“Di semester kedua tahun 2021 sampai sekarang, kalangkaan microchip semi konduktor menjadi masalah dan mengganggu produksi mobil. “Ya, sebab semi konduktor amat dibutuhkan untuk mobil-mobil yang menggunakan teknologi canggih yang berhubungan dengan elektronik, sehingga keterbatasan pasokan, praktis mengganggu produksi,” ujarnya, dalam diskusi yang dipandu moderator Mufrod Dayung.
Menurut Arfi, hampir sebagian besar fitur mobil-mobil Honda membutuhkan chip semi konduktor karena pengembangan teknologi yang dipakai pada mobil. “Saat ini, mulai dari Honda Brio hingga Honda CR-V membutuhkan perangkat tersebut, untuk mendukung teknologi canggihnya,” tandasnya.
Arfi memberi contoh, fitur canggih seperti airbag, parking asstitance, steering wheel, ABS, power window, mesin, hingga trasmisi menggunakan chip sehingga Honda kewalahan. Mengakali hal tersebut, terpaksa harus putar otak untuk fokus memproduksi model-model yang memiliki permintaan tinggi seperti Honda Brio.
“Kami harus memprioritasan produksi model yang secara demand tinggi. Salah satunya Honda Brio, yang permintaannya sangat tinggi. Bukan berarti model lain diabaikan, seperti Honda Mobilio atau CR-V. Kami harus switch sesuai permintaan,” jelas Arfi.
