Jakarta, NextID -Jeep Grand Cherokee mengalami kecelakaan parah di Tol Kanci arah Jawa Tengah, Kamis (15/7) yang dikemudikan oleh mantan bos PT Garasindo Inter Global, Muhammad Al Abdullah. Inilah yang membuat momen ini menjadi heboh dan hiruk pikuk. Sebab perusahaan tersebut bekas agen pemegang merek Jeep sebelum diambil PT Das Indonesia Motor (Hascar).
Dalam unggahan di akun sosmed Facebookpribadinya, Abdullah mengaku sedang menyetir sendiri menuju Jawa Tengah. Saat sedang melaju di jalur kanan Tol Kanci, tiba-tiba ada mobil Toyota Avanza yang masuk ke jalurnya secara mendadak.
Untuk menghindari tabrakan dengan Avanza, Abdullah langsung menginjak rem secara maksimal agar fitur Active Brake Collision System (ABCS) dapat membantu pengeremannya, tetapi justru fitur ini tak berfungsi dan memaksa Abdullah menginjak rem secara manual.
Saat rem diinjak secara maksimal, setir Jeep Cherokee terbuang ke kiri dan nahasnya mobil malah menabrak truk kontainer yang berada di jalur kiri. “Active Brake Collision System yang merupakan salah satu fitur safety yang ada dalam Mobil Jeep GC 3.6L (Summit 2014) ini tidak berfungsi sebagaimana harusnya,” jelas Abdullah dalam postingannya (Tempo, Senin, 19/7/2021).
Lebih mengerikan lagi, saat tabrakan hebat terjadi, Abdullah mengaku fitur airbag yang ada di mobil tersebut tidak keluar dan tidak berfungsi.”Bagaimana bisa mobil dengan fitur safety canggih yang berlimpah tapi saat kejadian fitur safety ABCS dan Airbags tak ada yang berfungsi satu pun,” ujarnya.
Atas insiden ini, Abdullah mengajukan komplain ke pihak principal Jeep melaui APM yang kini dipegang PT Das Indonesia Motor. “Apabila FCA tidak bertanggung jawab, akan diselesaikan melalui jalur hukum,” ancamnya.
Tanggapan Jeep Indonesia
Menanggapi pemberitaan di media mengenai kecelakaan lalu lintas Jeep Grand Cherokee pada Kamis tanggal 15 Juli 2021, yang dikutip dari halaman facebook Bapak Muhammad Al. DAS Indonesia Motior betul menerima informasi secara informal melalui pesan Whatsapp dari Pak Muhammad Al ke Bapak Dhani Yahya sebagai COO DAS Indonesia Motor.
DAS Indonesia Motor, pertama-tama menyampaikan rasa sangat prihatin dan bersimpati yang sangat dalam atas kecelakaan yang menimpa pengemudi Jeep Grand Cherokee dan Truk Tronton tersebut, dan bersyukur tidak ada korban jiwa, maupun cidera yang serius dan juga berharap mudah-mudahan kejadian ini tidak akan terulang kembali ke depan.
Menanggapi pesan melalui Whatsapp yang kemudian di lanjutkan melalui telepon dari pemilik kendaraan, kami berusaha melakukan kordinasi dengan beberapa pihak, salah satunya menarik mobil Jeep Grand Cherokee ini ke bangkel resmi dan sementara kami simpan untuk kebutuhan investigasi lebih lanjut.
Selain itu kami memberikan initial report ke pihak principal FCA (Fiat Chrysler Automobiles) mengenai kejadian kecelakaan ini. FCA memberikan respon langsung dan meminta data tambahan antara lain: Surat Pengaduan secara resmi dari pemilik kendaraan dilengkapi dengan laporan Kepolisian.
Sampai siaran pers ini dikirimkan, DAS Indonesia Motor baru saja menerima surat pengaduan dari kostumer di hari Senin (19/7) ini dan laporan Kepolisian pada hari Minggu (18/7) kemarin, selanjutnya akan dikirimkan ke FCA secara bersama-sama.
“Kami sebagai General Jeep Distributor Indonesia berkomitmen untuk mengawasi proses ini sebaik-baiknya, dan kami yakin dari principal kami akan melakukan penyelidikan yang komprehensif, menyeluruh dan transparan, untuk dapat menyelesaikan kejadian ini dengan baik. Namun agar dapat dipahami penyelesaiannya akan cukup memakan waktu dengan adanya pandemik yang membatasi pihak investigator dari principal untuk melakukan kegiatannya di Indonesia,” ujar Dhani Yahya.
Recall Jeep Grand Cherokee
Ada yang menarik dari telaah Cintamobil.com bahwa FCA sempat melakukan recall terhadap 230.000 Jeep Grand Cherokee keluaran 2014 dan 2015 di seluruh dunia. Perbaikan massal ini dilakukan untuk masalah peranti lunak yang memungkinkan kantung udara mengembang meski kendaraan tak terlibat dalam kecelakaan.
Software yang dimaksud memang didesain untuk mendeteksi kecelakaan yang membuat mobil terbalik. Dalam kasus mobil ini, hal ini terjadi saat mobil digunakan off-road dengan kemiringan ekstrem.
Kendaraan yang terlibat adalah 170.000 unit model 2014 dan 2015 di Amerika Serikat, sekitar 20.000 di Kanada, 4.000 di Meksiko, dan 36.000 sisanya di luar Benua Amerika. Ada dugaan mobil ini merupakan salah satu unit yang seharusnya terkena recall.
Tak hanya itu, di tahun 2019 Jeep kembali melakukan recall terhadap permasalahan yang sama, yaitu airbag yang tak mengembang saat mobil mengalami tumbukan. Pasalnya, sensornya tak bekerja pada mobil tersebut. Total mobil yang mengalami recall di tahun itu mencapai 41.000 unit.
One comment
Pingback: Inilah Hasil Investigasi Manufaktur Jeep Terkait Insiden Jeep Grand Cherokee Summit – NextID