Jakarta, NextID – Hino sebagai market leader medium duty truck di Indonesia selama lebih dari 20 tahun selalu memberikan teknologi terbaiknya melalui kendaraan-kendaraan yang tangguh, kuat dan terkenal mampu melewati medan ekstrem sekalipun. Salah satu bukti Hino sebagai pemain utama dalam kendaraan komersial adalah ketika tahun 1995, Hino Motors Limited (HML) Japan menjadi produsen kendaraan komersial pertama yang mengembangkan teknologi common rail di dunia.
Saat ini, Hino Indonesia yang merupakan salah satu basis produksi Hino di dunia, tercatat sebagai merek kendaraan komersial di Indonesia yang melakukan ekspor kendaraan utuh atau Completely Build Up (CBU) untuk kategori kendaraan komersial truk dan bis (Light Duty). Hino Indonesia telah melakukan ekspor kendaraan utuh sejak tahun 2010 sampai dengan saat ini, dengan truk yang di ekspor ke berbagai negara di ASEAN dan Amerika Latin. Terutama yang sudah standar emisi Euro 4 yang bermesin common rail ke Filipina dan Vietnam.
Masato Uchida, President Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), mengatakan, dalam fase Hino Road to Euro4 saat ini, berbagai pengembangan kendaraan telah dlakukan sebagai pemain utama bus dan truk di Indonesia. “Hal ini untuk memastikan kesiapan implementasi standar emisi Euro4 tahun depan,” ujarnya, dalam sambutannya di acara Ngobrol Virtual Santai Bersama FORWOT, Rabu (28/4).
Di Indonesia sendiri, Hino memperkenalkan teknologi mesin common rail sejak tahun 2012. Saat ini beberapa model truk dan bus Hino yang bermesin common rail sudah menjadi andalan para pebisnis di Indonesia Seperti Hino Ranger FM 285 JD untuk dump, Ranger FL 245 JN dan FM 350 TH untuk kargo dan Hino bus RN 285.
“Kendaraan-kendaraan ini sudah menggunakan sistem akumulator tekanan bahan bakar yang disebut common rail. yaitu bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar oleh injektor yang dikontrol secara elektronik. Kerja injector menentukan jumlah dan waktu bahan bakar disemprotkan yang diatur oleh komputer mesin atau ECU,” jabar Irwan Supriyono, Direktur Purnajual HMSI.
Sehingga kombinasi inilah yang digunakan meningkatkan kerja mesin diesel sekarang ini. Mesin injeksi common rail memungkinkan kontrol emisi dan konsumsi bahan bakar dan tenaga yang lebih baik. “Dengan kata lain, mesin dengan teknologi common rail dapat memberikan lebih banyak tenaga ke kendaraan dan mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar serta menghasilkan lebih sedikit emisi untuk itu mesin Common Rail menjadi lebih irit,” tandas Irwan.
Hino Indonesia selalu mengembangkan Best Fit Product, yaitu produk yang sesuai dengan berbagai kebutuhan bisnis dan operasional customer. Dengan jajaran line up terlengkap, produk Hino dikembangkan dengan konsep QDR, Quality Durability dan Reliability. Hino produk dengan basis mesin common rail sudah teruji dan terbukti karena Hino merupakan produsen pertama di dunia yang mengembangkan teknologi mesin ini.
Engine Hino Common Rail memiliki berbagai macam keunggulan seperti sistem supply bahan bakar Hino Common Rail memiliki 3x penyaringan bahan bakar, hal ini melindungi engine dari kontaminasi bahan bakar.
Menurut Irwan, selain itu Injector menggunakan Diamond Like Carbon (DLC) yang membuat durabilitas dari injector sangat baik, tahan terhadap gesekan. Sistem common rail turut juga menghasilkan emisi gas buang lebih rendah dan ramah lingkungan karena pembakaran lebih sempurna karena pengaturan untuk injeksi, waktu, jumlah dan tekanan dapat diatur membuat emisi jauh lebih rendah.
Di acara sama, Santiko Wardoyo Chief Operating Officer (COO) – Director HMSI mengatakan, Hino Ranger dan Hino Bus untuk beberapa model sudah mengadopsi teknologi common rail, dan hasilnya cukup baik dan diterima menjadi andalan para konsumen dalam menjalankan bisnisnya di sini. “Untuk itu ini menjadi bukti bahwa kendaraan kami dapat diandalkan termasuk nanti saat era Euro4 tiba,” ujarnya.
“Mesin Hino common rail sudah kami lakukan serangkaian tes, termasuk untuk Hino Bus. Hasilnya tes yang kami lakukan di rute Transjawa, mesin berada pada temperatur yang normal dan tidak ada kendala sama sekali, begitupun dengan temperatur oli yang dalam kondisi panas yang normal. Tentu ini salah satu keunggulan kami, dengan volume oli yang lebih sedikit 12,7 liter. Ternyata tidak ada ganguan sama sekali di mesin dan terbukti Hino Bus ini reliable untuk jalur Trans Jawa dan lebih efisien dan hemat dalam biaya operasional,” Santiko meyakinkan.