Jakarta, NextID – C senantiasa mengikuti dan mendukung setiap kebijakan yang ada, di mana kendaraan Hino dibuat sesuai dengan spesifikasi bahan bakar yang ada di masyarakat. Mulai dari B10, lanjut ke B15 sampai saat ini pemerintah mulai implementasi B20 atau perpaduan 20% minyak nabati dengan 80% solar.
Pemerintah telah merampungkan implementasi program mandatori biodiesel 20% (B20) secara keseluruhan terkait perluasan insentif biodiesel dari PSO (Public Service Obligation) ke non-PSO yang mulai berlaku pada tanggal 1 September 2018, baik itu untuk bahan bakar Biosolar, Dexlite maupun Dex. Untuk menyikapi hal ini, Hino telah siap untuk implementasi B20.
Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi HMSI menjelaskan, pihaknya sejak awal B20 dicanangkan oleh pemerintah, sudah siap untuk menggunakan B20. Karena kendaraan yang Hino produksi selalu dilakukan pengembangan dan penyesuaian mengikuti kondisi yang ada di Indonesia. “Untuk itu bagi pelanggan setia Hino tidak perlu khawatir, karena Hino telah lulus uji dan siap menggunakan bahan bakar biodiesel 20% atau B20,” ucapnya, Selasa (4/9).
Hino sejak tiga tahun yang lalu telah melakukan pengujian pada mesin dengan teknologi common rail dengan metode uji engine bench test. Pengujian tersebut dilakukan di Balai Thermodinamika Motor dan Propulsi (BTMP-BPPT) selama 400 jam dengan beban penuh pada putaran mesin maksimum yaitu 2.500 rpm selama 8 jam/hari.
Metode uji tersebut merupakan metode yang disarankan oleh prinsipal Hino di Jepang yaitu Hino Motors, Ltd. yang diklaim lebih memaksa mesin melakukan performa maksimal jika dibandingkan dengan road test atau kondisi pemakaian aktual di jalan. Hasilnya untuk mesin Hino tidak ada fenomena yang membahayakan pada pengujian tersebut, hanya ada penyumbatan filter bahan bakar yang diakibatkan oleh glicerol dan selulosa hasil blending bahan bakar kelapa sawit dan solar, namun dengan kontrol dan perawatan yang benar akan dapat mencegah atau diminimalisir penyumbatan filter tersebut dan hasilnya mesin Hino telah lulus uji menggunakan bahan bakar biodiesel B20.
Hasil pengujian terhadap mesin berteknologi common rail yang memperoleh hasil memuaskan tersebut, secara otomatis membuktikan bahwa penggunaan biodiesel B20 tidak akan berpengaruh terhadap mesin berteknologi mekanikal. Hasil pengujian tersebut juga sudah dilaporkan ke Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM sebagai salah satu bentuk komitmen Hino dalam mendukung kebijakan pemerintah.
“Kami juga menghimbau kepada pemerintah untuk menyempurnakan proses pencampuran solar dan FAME agar meminimalisir efek samping yang ditimbulkan bagi kendaraan”, terang Santiko
Hasil uji ini tidak terlepas dari produk-produk Hino yang khususnya mesin common rail sudah dilengkapi dengan spesifikasi komponen khusus untuk mengkonsumsi bahan bakar B20 seperti pada bagian Fuel Tank dilapisi oleh Chrome dan Stannum-Zync yang mampu menghambat laju korosi menjadi lebih lama. Selain itu pipe filler juga turut dilapisi oleh material yang dapat mencegah terjadinya endapan pada dinding pipa serta adanya Diamond Like Carbon coating pada injector menambah kekuatan injector untuk tahan terhadap gesekan.
Hasilnya Kendaran Hino baik itu medium duty truck Hino New Generation Ranger, light duty truck Hino New Dutro dan Hino Bus sudah siap dan Hino mendukung upaya pemerintah dalam meminimalisir impor solar dan penghematan devisa dengan penggunaan bahan bakar nabati dari kelapa sawit.
Bagi pelanggan Hino, dengan dimulainya bahan bakar B20 ini direkomendasikan sering mengecek kendaraannya. Ganti filter bawah setiap 10.000 km, bersihkan tangki bahan bakar setiap 3 bulan, dan tidak menggunakan bahan bakar lebih dari 3 bulan pengisian (jika kendaraan tersebut tidak beroperasi). Kandungan air yang ada pada biodiesel cukup tinggi untuk itu pengurasan air yang ada di pre-fuel filter juga perlu dilakukan secara berkala pada bagian water separator (sedimentor) yang terdapat pada semua kendaraan Hino .
“Dengan pengunaan bahan bakar B20, diharapkan pengusaha maupun pengemudi truk melakukan kontrol dan perawatan yang lebih rutin, ini dibutuhkan untuk mencegah atau meminimalisir penyumbatan filter sehingga kondisi kendaraan tetap terjaga dan bisnis dapat terus berjalan”. tutup Santiko.