Jakarta, NextID – Dilandasi semangat Toyota Beyond Care dan Toyota Berbagi, Toyota Eco Youth (TEY) ke-10 mengambil tema Ecosociopreneurship sebagai upaya Toyota Indonesia menstimulus dan menanamkan nilai-nilai entrepreneur kepada para pelajar dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup. Penganugrahan pemenang TEY digelar pada Selasa (20/12) di Sasana Kria, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
TEY bertujuan agar para peserta mampu menciptakan kegiatan yang menghasilkan dana guna mendukung keberlangsungan proyek secara mandiri dan terciptanya inovasi-inovasi baru bagi proyek-proyek lingkungan mereka.
Ecosociopreneur merupakan gabungan antara Ecopreneur yang berarti wirausaha yang peduli dengan masalah lingkungan atau kelestarian lingkungan. Sementara itu, Sociopreneur adalah pengusaha yang menjalankan usahanya tidak semata-mata hanya memikirkan keuntungan pribadi, tetapi juga memikirkan untuk membangun dan mengembangkan komunitasnya agar lebih berdaya.
Melalui TEY ke-10, konsep Ecosociopreneur yang telah dijalankan Toyota selama ini akan ditransformasikan kepada para pelajar SMA dan SMK sebagai generasi penerus, agar jiwa kewirausahaan yang mereka miliki juga tetap memperhatikan aspek sosial, khususnya dalam mengembangkan upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan dan jangka panjang.
Contoh konsep Ecosociopreneur adalah “Asuransi Sampah” yang dilakukan oleh “Eco-Hero” bernama Dr. Gamal Albinsaid. Dr. Gamal mempunyai klinik kesehatan di mana para pasien membayarnya dengan sampah. Kemudian, sampah ini dijual melalui sistem koperasi. Uang yang dihasilkan dari penjualan sampah akan digunakan untuk mendanai operasional klinik kesehatan tersebut.
Dari kegiatan proyek mandiri “Asuransi Sampah” ini, akan diperoleh keuntungan di mana masyarakat miskin dapat berobat tanpa biaya, dan sampah dapat dikumpulkan untuk didaur ulang.
Untuk meningkatkan kualitas kompetisi, Toyota Indonesia memperluas cakupan kolaborasi TEY. Jika sebelumnya hanya melibatkan internal sekolah dan lingkungan sekitar sekolah, pada TEY ke-10 juga melibatkan peran universitas sebagai pembimbing dan pendampingan bagi 25 proyek peserta yang berhasil menjadi finalis untuk peningkatan kualitas proyeknya.
Sama halnya dengan pelaksanaan TEY tahun-tahun sebelumnya, TEY ke-10 juga akan terdiri dari 2 (dua) kategori lomba, yaitu untuk bidang Science (ilmiah) dan Social Movement (sosial).
Namun sesuai dengan tema Ecosociopreneurship, proyek ilmiah yang dilombakan adalah proyek secara berkesinambungan, dapat berjalan secara mandiri dan berkontribusi bagi lingkungan sekitar.
Sementara itu, untuk Social Movement adalah gerakan sosial berkesinambungan yang bisa berjalan secara mandiri dan mengajak komunitas untuk berperilaku yang berdampak positif bagi lingkungan.