Jakarta-NextID – Dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei 2016, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) melakukan langkah nyata dengan menggandeng Ikatan Alumni dari berbagai Universitas di Tanah Air untuk memikirkan secara bersama-sama bagaimana menjadi bangsa pemenang.
Upaya tersebut dikemas dalam acara Dialog Peradaban bertema “Bersatu Menjadi Bangsa Pemenang” dengan nara sumber Jaya Suprana, yang juga terkenal sebagai “kelirumolog,” pianis, pengusaha jamu, dan pendiri Musium Rekor Indonesia (MURI). Dialog ini digelar pada Jumat (20/5) di Auditorium BPPT Jakarta mulai pukul 18.00 WIB.
Turut hadir juga alumni ITB yang berkarya di berbagai tempat, Menko Maritim Rizal Ramli, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan gitaris Band Krakatau Donny Suhendra.
Sebanyak 18 Ikatan Alumni dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia menyatakan bergabung dengan IA ITB. Adapun ikatan alumni tersebut adalah: Universitas Syah Kuala; Universitas Sumatera Utara; Universitas Negeri Medan; Universitas Andalas; Universitas Negeri Padang; Universitas Lampung; Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor; Universitas Padjajaran; Universitas Pendidikan Indonesia; Universitas Dipenogoro; Universitas Gadjah Mada; Universitas Negeri Sebelas Maret; Universitas Brawijaya; Institut Teknologi 10 Nopember; Universitas Udayana; Universitas Sam Ratulangi; dan Universitas Mataram.
“Langkah IA ITB merupakan bentuk awal dalam mempersatukan seluruh ikatan alumni yang ada di Indonesia untuk perduli pada kondisi kebangsaan saat ini. Seperti yang dapat kita rasakan, telah terjadi dekadensi moral yang cukup memprihatinkan di berbagai bidang kehidupan di Tanah Air, baik politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya,” begitu bunyi siaran pers yang diterima Sabtu (21/5).
Dengan bersatunya para alumni tersebut diharapkan akan terjadi sinergi yang kuat dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa, dan mewujudkan keinginan menjadi bangsa pemenang. Dengan kekuatan masing-masing ikatan alumni baik secara disiplin ilmu yang mumpuni maupun sebagai pelaku dalam kehidupan nyata, sangat berpotensi untuk memudahkan dalam memikirkan, menangani, dan berkoordinasi sampai menciptakan solusi di berbagai bidang kehidupan.
Langkah IA ITB dengan menggagas “bersatu untuk menjadi bangsa pemenang” bisa disebut merupakan lanjutan dari upaya yang telah dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia Soekarno dengan cita-citanya yang luhur tentang persatuan nasional. Soekarno yang juga alumni ITB menempatkan kepentingan bersama sebagai hal paling pokok dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang bermartabat.
Konsep persatuan pada masa Soekarno titik beratnya lebih kepada keinginan besar keluar dari penjajahan untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berharkat tinggi. Upaya ini kita sadari dilaksanakan juga oleh para pemimpin penerusnya, namun pada masa kini kondisinya jauh lebih kompleks;, dimana kemerdekaan haruslah diwujudkan sebagai upaya mensejahterakan.
“Upaya ini memang tidaklah mudah, karena terdapat kondisi yang cenderung memisahkan komponen-komponen bangsa dalam berbagai kelompok kepentingan. Kondisi ini melemahkan bangsa Indonesia dalam bersaing pada tataran global. Disinilah peran kaum intelektual yang tergabung dalam berbagai perkumpulan alumni menjadi penting: BERSATU sebagai bangsa Indonesia, agar bangsa ini menjadi PEMENANG dalam percaturan global,” tulis siaran pers tersebut..