Surabaya, NextID –Mengawali tahun 2016, PT Intiland Development Tbk melakukan pengembangan tahap II kawasan perumahan Graha Natura, Surabaya dengan meluncurkan klaster Edenia yang terdiri dari 200 hunian di atas lahan 5,3 hektare. Menurut David Hosea, Direktur PT Intiland Grande, anak usaha Intiland, dalam rilis yang diterima NextID mengungkapkan, peluncuran klaster baru ini untuk mengantisipasi semakin tingginya minat masyarakat untuk tinggal di kawasan perumahan ini.
“Sejak diluncurkan pada 2011, kami melihat minat konsumen masih sangat tinggi. Atas dasar itulah, kami kemudian meluncurkan klaster baru pada awal tahun ini,” ungkap David.
Ia menjelaskan, tipe unit-unit rumah di klaster Edenia memiliki luas lahan mulai dari 90 meter persegi – 144 meter persegi dan luas bangunan mulai 74 meter persegi – 149 meter persegi. “Unitnya kami tawarkan paling murah Rp 1,5 miliar,” ujarnya.
unit.
Unit-unit rumah di klaster Edenia, menurutnya, dibangun dengan desain modern dan tropikal. Rancangan desainnya memanfaatkan sirkulasi udara secara baik dan pemanfaatan cahaya alami secara maksimal. Pengembangan klaster Edenia rencananya dilakukan dalam satu tahapan pembangunan yang diperkirakan membutuhkan waktu waktu sekitar dua tahun. Pembangunan akan dimulai pada Februari 2016 dan diperkirakan selesai pada Maret 2018.
Seperti diketahui, Graha Natura merupakan kawasan perumahan yang berlokasi di Surabaya yang mempunyai luas lahan mencapai 86 hektar. Dirancang dengan prinsip-prinsip sustainable development, kawasan perumahan ini dikembangkan secara terpadu dengan mengadopsi keunggulan pada sisi kesehatan, teknologi, dan lingkungan asri.
Desain pengembangan kawasan induk atau masterplan serta rancangan bangunan rumah-rumah di dalamnya mengadopsi konsep hunian tropikal yang mengikuti kaidah pelestarian alam. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan melalui tiga model pendekatan gaya hidup yakni Healthy, Technology, dan Nature.
Konsep tersebut antara lain diwujudkan dengan membangun infrastruktur pengelolaan limbah rumah tangga secara terpadu (integrated sewage system) di seluruh area kawasan. Penerapan teknologi ini memungkinkan tidak diperlukannya penggunaan septic tank pada masing-masing area rumah, sehingga membuat lingkungan menjadi lebih sehat.(Satoto Budi)