Jakarta, NextID – Ibadah puasa di bulan Ramadan akan mengubah pola makan, tidur, dan aktivitas sehingga mempengaruhi jam biologis dan metabolisme tubuh, seperti ketika melakukan sahur di pagi hari padahal di hari biasa tidak pernah.
Sementara, menahan lapar dan haus di siang hari bisa berdampak pada perubahan kegiatan harian dan pola tidur. Selain itu, aktivitas rutin seperti makan dan minum lebih banyak dilakukan pada malam hari sehingga mengurangi durasi dan kualitas tidur.
Kondisi kantuk kerap dirasakan pada jam krusial antara jam 1 siang hingga jam 4 sore, di mana seseorang berada dalam kondisi lapar dan kekurangan cairan tubuh. Kian menyulitkan mengingat dampak dari berkurangnya waktu tidur adalah rasa lelah yang sangat terasa saat mengemudi mobil.

“Serangan kantuk yang terjadi saat mengemudi mobil sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kecelakaan. Di bulan Ramadan, situasi ini harus disiasati dengan mengatur pola makan dan pola tidur sehingga tidak membahayakan diri dan pengguna jalan lainnya,” jelas Yagimin, Chief Marketing Auto2000, Selasa (18/3).
Strategi Hadapi Serangan Kantuk di Bulan Puasa
Bagi yang berpuasa harus ‘memaksakan’ diri untuk membuat jadwal tidur tetap di malam hari dan konsisten menjalaninya selama bulan puasa untuk memenuhi kebutuhan kualitas dan kuantitas tidur yang memadai. Minimal selama 6 jam setiap malam.Kurang tidur dapat menyebabkan tubuh merasa memiliki utang tidur sehingga mengantuk di siang hari. Makanya, tubuh akan terasa berat di siang hari dan itu berbahaya karena bisa terkena serangan microsleep.
Usahakan untuk sering terpapar sinar matahari di siang hari untuk memperkuat jam biologis dan hindari cahaya dari layar gadget atau televisi sebelum tidur malam untuk mencegah kelelahan.

Wajib menjaga pola makan karena diet yang seimbang dapat membuat tidur lebih baik dan pulas serta tidak kekenyangan saat mau tidur malam. Apalagi esok harinya langsung makan sahur dengan selisih waktu sangat singkat padahal perut masih kenyang.
Jangan terlalu kenyang saat sahur karena akan membuat tubuh mengantuk dan kembali tidur di pagi hari. Padahal di waktu yang sama harus mengemudi mobil. Sisa kantuk dapat membuat refleks dan konsentrasi tubuh menurun sehingga berbahaya jika dipaksakan.
Kendalikan nafsu makan ketika buka puasa mengingat masih harus menyetir mobil. Kita tidak akan merasa nyaman ketika duduk di bangku pengemudi dengan perut kekenyangan. Ditambah, serangan kantuk yang dapat terjadi kapan saja akibat kadar gula darah dalam tubuh yang melonjak drastis.

Hindari minuman dengan kandungan kafein tinggi karena membuat tubuh sulit mengantuk. Termasuk menghindari minuman bersoda karena dapat membuat perut tidak nyaman, terutama untuk yang memiliki gangguan lambung.
Bagaimana Jika Serangan Kantuk Tak Tertahankan?
Memaksakan mengemudi mobil dengan kondisi tubuh lelah dan mengantuk dapat memicu serangan microsleep. Meskipun hanya tertidur 2 detik sekalipun, sudah cukup untuk membuat mobil pindah lajur yang sangat berbahaya.
Rasa kantuk yang tinggi akan membuat mudah emosional di jalan. Situasi ini dapat memicu pertikaian atau kecelakaan. Termasuk, turunnya kewaspadaan dan refleks tubuh yang berakibat terlambat merespons situasi darurat di depan mata.

Alhasil solusinya hanya satu, yakni tidur sejenak atau power nap. Laksanakan power nap atau tidur singkat di siang hari sekitar 20-30 menit untuk mengistirahatkan tubuh agar tetap segar. Kegiatan ini dapat dilakukan di jam makan siang.
Atur irama pekerjaan di siang hari agar tetap produktif tapi tidak sampai membuat tubuh cepat lelah. Perbanyak minum air putih sebagai pengganti konsumsi di siang hari dan menjaga tubuh tidak mudah lemas karena dehidrasi.