Penyakit diare dan kolik kerap menyerang anak-anak kecil. Sayangnya, orang tua kerap lambat memberikan pertolongan pertama. Padahal, diare dan kolik dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak serta kualitas hidup keluarga.
Menurut laporan UNICEF dan WHO pada 2013, ada lebih dari 340.000 anak balita di seluruh dunia yang meninggal akibat diare. Angka itu menunjukkan risiko besar apabila diare tidak cepat ditangani.
DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K) mengatakan gangguan diare atau kolik sering menyerang anak-anak yang berusia satu tahun pertama karena saluran pencernaan mereka belum sempurna. “Bukan hanya mengganggu tumbuh kembang si kecil, penyakit kolik dan diare juga dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan dan interaksi antar anggota keluarga sehingga kualitas hidup keluarga menjadi menurun,” katanya di Jakarta, Jumat (11/9).
Terkait dengan kolik, sebuah penelitian tahun 2005 berjudul A Prospective 10-Year Study on Children Who Had Severe Infantile Colic1 mengungkapkan bahwa 33,3 persen anak yang mengalami kolik pada tahun pertama akan lebih sering merasakan nyeri perut berulang ketika usianya menginjak 10 tahun. Tidak hanya itu, 55 persen anak yang menderita kolik juga akan lebih sering mengalami gangguan tidur ketika memasuki usia yang sama. “Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas hidup keluarganya,” katanya.
Solusinya, Prof. Yvan Vandenplas menjelaskan ASI mengandung probiotik dan laktosa yang dapat menjaga kesehatan serta kenyamanan saluran cerna. Apabila terasa kurang, probiotik dan laktosa tambahan dapat diberikan kepada anak berusia tujuh bulan ke atas melalui makanan dan minuman olahan susu, seperti yoghurt dan keju. “Pemberian ASI eksklusif sangat dianjurkan karena ASI memiliki nutrisi lengkap untuk tumbuh kembang si kecil, mulai dari perkembangan otak hingga peningkatan sistem kekebalan tubuh,” kata Prof. Yvan Vandenplas.
Salah satu jenis probiotik atau bakteri baik, yakni Lactobacillus reuteri, memiliki potensi untuk memberikan kenyamanan pada saluran cerna sehingga mampu mengurangi gejala gangguan pencernaan. Sementara Laktosa atau karbohidrat yang terkandung di dalam susu mampu meningkatkan penyerapan nutrisi dengan menstimulasi pertumbuhan mikrobiota baik dalam usus, meningkatkan penyerapan kalsium, serta mineral lainnya.
“Jangan anggap remeh gangguan pencernaan seperti diare dan kolik, walaupun dua gangguan pencernaan ini umum dialami oleh si kecil. Jagalah saluran cerna si kecil dari sekarang untuk tumbuh kembang optimal,” kata Prof. Yvan Vandenplas.