Monday , 15 December 2025
Home / LifeStyle / Leisure / “Kasih Sayang dan Keberhasilan itu Berawal dari Rumah”
Novi Yuliani, pengusaha bahan makanan yang telah lama berdomisili di Lampung itu punya kiat untuk menyatakan cinta kasih tak semata dengan memberikan sesuatu. Ist

“Kasih Sayang dan Keberhasilan itu Berawal dari Rumah”

Jakarta, NextID – Kasih sayang sudah melekat erat dalam kehidupan manusia sejak dahulu. Tentu saja  hal itu bisa diartikan dari berbagai sudut pandang, bahkan keluasan dimensinya. Makanya jika hal itu dibicarakan hingga kini, tetap menarik.

Kasih sayang itu tentu mengejawantah dalam kehidupan dan perilaku manusia. Maka tak heran jika soal kasih sayang menjadi lahan garapan para ahli jiwa. Pasalnya, kasih saying itu meliputi semua aspek kehidupan insan. Mulai dari ruang kemanusiaan, sosial, teologis, etis dan estetis. Kasih sayang adalah sebuah samudera yang kedalamannya tak bisa diukur.

Kenyataan bicara bahwa manusia hadir ke dunia ini juga karena cinta kasih Ilahi. Bahkan manusia hakekatnya diciptakan untuk menjadi duta-duta yang menabur kasih sayang. Tentu otomatis idealnya merepresentasi kasih sayang itu di dalam kehidupannya. Sama artinya dengan menunjukkan sebuah tanggungjawab hidup, dengan bersikap memuliakan Tuhan dan mengasihi ciptaan-Nya.

Hanya saja peradaban berganti manusia yang kehidupannya dijejali serba materi dan proses serba mekanis, yang pada akhirnya  membuat manusia kehilangan kepekaan terhadap tugas awal hidupnya. Saling mengasihi itu akhirnya menjadi tawar. Kasih sayang itu pada akhirnya seperti diujung kesamaran, walau tak dapat dikatakan punah.

Novi dengan kedua belahan hatinya. Ist

Kebebasan yang sudah diberikan dalam membagikan kasih sayang itu tidak lagi dilihat sebagai aktualitas diri. Dan tidak pula menjadi sebuah sebuah keharusan. Klasifikasi dalam mengasihi dan menyayangi sesama manusia tersekat karena banyak faktor yang menyangkut materi atau fisik.

Menyayangi, mengasihi yang berlandaskan kepada kemerdekaan, ketulusan dan keindahan pada hakekatnya merupakan cara mendidik diri untuk mencapai sebuah kekudusan hidup yang dirahmatinya.

Hari berganti dan manusia bisa menikmati itu tentu karena kasih Ilahi. Lalu apa alasannya manusia tidak bisa berbagi kasih sayang itu. Bagaimana mungkin manusia mengatakan mencintai Sang Maha Pencipta namun di sisi lain membenci ciptaan-Nya.

Mengasihi itu sebagai dasar eksistensi manusia, maka dengan memberikan kasih sayang kepada sesama dan lingkungan, berarti manusia meletakkan dirinya ke jalan yang benar, karena Tuhan pusat kasih itu sendiri.

Nah, apa makna hari kasih sayang di mata perempuan. Perlukah hari kasih sayang ini diperingati. Lantas, bagaimana pengalaman dan pendapat perempuan pengusaha Novi Yuliani yang mukim di Lampung menyikapi semua ini? Bincang dengannya pada akhirnya ada satu titik awal yang menarik, “Kasih sayang itu berawal dari rumah.”

Novi (ujung kanan) bersama para karyawannya. Ist

Jangan Berhenti Mengasihi

Menurut Novi, begitu ia lebih akrab dipanggil, menyanyangi itu tak ada batasnya. Walau sekalipun orang yang disayangi belum mampu memberikan apapun namun rasa sayang itu tak boleh padam terhadapnya. Justru di situlah pembelajaran diri itu berlaku yaitu memberi yang terbaik untuk orang yang dikasihi dan dicintai.

Mengasihi dan menyanyangi itu tak berbatas.  Begitu pendapat ibu dari putra kecilnya yang barusan mendapat penghargaan tingkat dunia sebagai pecatur kecil. Menyikapi hari kasih sayang menurutnya juga tak perlu diperingati setiap tahun.

“Cukup dilakukan di dalam keseharian. Boleh saja sih ikut merayakan Hari Valentine namun nggak wajib sifatnya. Sebaliknya bagi orang mampu, ya berbagi kasihlah. Misalnya berbagi coklat. Biasanya anak-anak beli coklat lalu dibagi ke teman sekolah dan guru mereka. Saya dukung hal ini, “ sibaknya.

Pengusaha bahan makanan yang telah lama berdomisili di Lampung itu lantas meneruskan penjelasannya, bahwa menyatakan cinta kasih tak semata dengan memberikan sesuatu. Tapi, dengan menebar senyum, menjadi pendengar yang baik, atau menyapa lebih dulu ketika bertemu orang, itu juga sudah merupakan bagian dari mengasihi.

“Saya kok merasakan ya. Mengasihi dan mencintai sesama, dewasa ini semakin langka. Dunia sudah renta. Kasus yang sedang viral penjualan organ tubuh manusia, atau penculikkan anak-anak. Dan yang tak kurang memprihatinkan adalah sesama anak bangsa hanya karena perbedaan keyakinan, suku, taraf hidup, mereka sanggup membenci dan mengekspresikan semua itu dengan  cara menebar berita hoaks, atau menfitnah. Egoisnya. Semua dilakukan untuk kepentingan pribadi. Ini menyakitkan sekali,” tandas Novi yang beberapa masa terakhir terjun sebagai simpatisan politik.

Novi bersantai sejenak usai bekerja. Ist

Menghargai Orang Lain

Ketika disinggung bagaimana menyikapi hal seperti itu ketika menimpanya? “Saya akan pilah-pilah dulu masalahnya. Pendekatan persuasif tentu saya lakukan. Nggak mempan juga, saya minta ketemu face to face. Tapi kalau hanya karena orang membenci,  itu saya nggak peduli. Saya hanya berpikir praktis, toh nggak semua orang membenci saya. Juga tak semua manusia menjadi orang penting. Dan memang sih, jika ada saudara, keluarga bahkan teman yang dizolimi, sebisanya saya mencari jalan keluar. Itu bukan sikap yang terpuji,” lanjut Novi yang kini usahanya terus berkembang.

Ketika disinggung kemajuan usahanya, dia berkilah, “Berkembangnya usaha tak semata karena keberuntungan dan kerja keras, namun ada sikap menghargai orang lain dan menerapkan perhatian kepada para pegawai yang membantunya hingga usaha yang ditekuni terus berkembang. Ini kan bentuk dari kasih sayang?” beber Novi.

Pribadi yang mulia selalu menganggap karya orang lain penting. Atau, memberi pujian dengan kasih dan ketulusan. Tak semata menganggap dirinya super. Sebagaimana yang dikatakan Hermawan Kartajaya dalam bukunya, ”Hermawan Kertajaya on Marketing.” Ia mengatakan, kalau meninggal, ingin dikenang di batu nisannya dengan tulisan, “Di sini berbaring Hermawan Kartajaya The Great Marketing Contributor.”

Novi Juliani setuju bahwa ikatan kasih sayang yang dimulai dari rumah, akan berdampak kuat pada kehidupan seseorang ketika ia telah terjun ke dunia nyata. Pentingnya tali kasih itu untuk penguat kehidupan selanjutnya. Oleh sebab itu tindakan ini ia terapkan kepada kedua buah hatinya; Gregorius Hogus Edbert Wibowo dan Michael Hogus Purnama Wibowo.

“Politik Indah” di tengah Berbisnis

Dalam berbisnis perempuan aktiv ini tetap memegang teguh moto, kostumer adalah raja. nah, jika sudah demikian maka pelayanan terbaik yang selalu disajikan walau diakui terkadang harus mengelus dada dalam menghadapinya. Mengingat Novi dan sang suami sudah punya jam di dunia bisnis bahan makanan ini maka mereka telah memahami kelemahan dan kekuatan dalam menjalankan rol bisnisnya.

Salah satu suasana yang akrab dan riuh di tempat pengepakan. Ist

Mempertahankan bisnis itu memang harus inovatif. Dibutuhkan waktu untuk mengubah kemasan, volume makanan sampai berat dan tentu harga. Tapi tentu tetap diingat apa yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasar, disamping mengenal baik kompetitor. Dengan itu saya dan suami bisa memposisikan produk yang kita tawarkan. Termasuk memasarkan kemana, dan menciptakan peluang dari kelemahan pesaing,” papar perempuan pencinta produk dalam negeri itu dengan semangat.

Kerja keras dalam menekuni sebuah usaha itu sudahlah pasti. Divisi marketingpun jangan sampai kendor. Menyebarkan nota itu satu tindakan yang harus dicermati. Novi punya target untuk penyebaran produk bahan makanannya merata dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Papua). Lalu dia menyebut nama sebuah produk makanan berupa mie yang sudah merajai pasar di negeri ini. “Saat ini, produk kami dipasarkan di Lampung, Palembang dan Jakarta, namun saya yakin pemasaran ke kota-kota lainpun sangat mungkin. Tentu itu atas campur tangan Tuhan, Itu saya yakini,” tegas Novi Yuliani.

Mengagumi nilai yang diberikan Tuhan kepada diri sendiri adalah awal keberhasilan hidup. Seterusnya manusia yang menikmati dengan ucapan syukur setiap apa yang dilakukan dalam hidup untuk keluarga dan orang lain adalah kebahagian abadi yang tak dapat dinilai dengan mata uang apapun. Bukankah begitu Nov? (Martha Sinaga)



About Gatot Irawan

Check Also

BAIC Indonesia bersama DEXC Racing Uji Ketangguhan BAIC BJ40 PLUS di IRRA 2025

Majalengka, NextID – Lintasan panjang, hujan deras, lumpur pekat, hingga special stage yang menguras ketahanan menjadi …

Leave a Reply