Monday , 15 December 2025
Home / LifeStyle / Leisure / Art / Adelaida Koraag, Mampu Menyelaraskan Profesi dan Hobi
Bersama sanggar tari JC Studio, Adel di depan tampil dengan lenggok gemulainya membawakan Tari Anakonhido dari Tapanuli. Ist

Adelaida Koraag, Mampu Menyelaraskan Profesi dan Hobi

Jakarta, NextID – Pariwisata..! Mendengar kata itu, terbayanglah kekayaan negeri ini yang bertabur bintang-bintang wisata. Lokasinya banyak dan menjadi primadona bagi daerah masing-masing karena mendatangkan devisa. Ini kekayaan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa dengan cuma-cuma. Namun ada yang pengelolaannya carut marut sehingga masyarakatnya tak terkena dampak sehingga tiada kesejahteraannya.

37 provinsi  yang masing masing memiliki kekhasan dan lingkungan geografi, sarat keindahan yang menjadi tumpukan dari kekayaan bumi Pertiwi. Belum lagi seni-budaya dan adat istiadat, kehidupan masyarakat pedalamannya, semua itu menjadi tiang kuat penyanggah dunia pariwisata Nusantara di mata dunia.

Adalah Adelaida Koraag, pemilik dari Blessing Adelle Travel – sebuah usaha biro perjalanan dalam dan luar negeri. Alumni NHI ini membidik lama potensi dunia pariwisata hingga sampai pada sebuah keputusan usaha yang akan diolahnya berkaitan erat dengan dunia pariwisata.

Kecerdasannya berbisnis di dunia pariwisata tak hanya berhenti sampai di situ, namun ternyata sejak lama ia telah jatuh cinta dengan seni, budaya dan wastra dari negeri ini. Maka klop sudah antara usaha yang dijalankan dengan kegemaran yang ditekuni sejak ia di usia anak menyatu. “Pokoknya, antara profesi dan hobiku itu dua-duanya melahirkan sukacita. Jangan ambil sukacita itu dariku,” begitu tegas ibu dari Andrian Octavianus itu.

Tari Piring dari Sumatera Barat dengan fasih dibawakan Adel (kanan) dan kawannya. ist

Suasana Hati yang Kondusif

Kerja sekaligus belajar berbagai cabang seni, memang inline bagi perempuan bertubuh semampai ini. Itu bisa dilihat dari rutinitasnya di bidang kesenian. Cerita Adel, begitu ia lebih akrab disapa, sejak usia anak sudah belajar dan menekuni tarian klasik Jawa. Seperti tari golek, bondan, gambir anom, atau gambyong. “Saya sejak SD sampai SMA belajar tari.”

Di masa kuliah, ia memperkaya pengetahuan seni tarinya dengan belajar tarian Sunda. “Makanya ketika merayakan ulang tahun ke-80 tahun, mama minta saya menari Jawa di depannya,” kenang Adel.

Apa sih yang menarik dari seni tari ini?  “Banyak yang saya dapatkan dari tari-menari ini. Saya belajar olah tubuh dengan wiraga, wirasa dan wirama. Semula saya punya keinginan sendiri untuk belajar tari dan akhirnya mendapat support dari keluarga,” tuturnya.

Selain itu  perempuan yang juga tergabung dalam Perempuan Berkebaya Indonesia ini mengakui dengan hadirnya ia di ajang seni tari, maka ada ruang dan waktu yang benar dalam usaha mengekspresi diri dengan positif. Itu sebabnya ia selalu menjadi bagian dari penari tarian Nusantara di berbagai ajang gelar seni tari.

Sebagai contoh beberapa hari lalu ia dan rekan seniman tari yang tergabung di Sanggar tari JC Studio pimpinan Ibu Jane Chrisdianty, Adel tampil  dengan lenggok gemulainya membawakan Tari Anakonhido dari Tapanuli dan Tari Piring dari Sumatera Barat.   

Dari menari, Adel belajar olah tubuh dengan wiraga, wirasa dan wirama. Ist

“Sebelumnya, saya juga tampil di Teras Kota pada acara Jumat Ngebanten –  program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel. Tarian Nusantara itu bagus-bagus makanya saya putuskan saya bergabung,” tegasnya.

Menurutnya lagi, apa yang ia lakukan selain didorong rasa suka, juga ada pesan moral di hatinya agar mensosialisasikan seni tari kepada generasi penerus, sebagai bentuk dari kecintaan pada Budaya asli Indonesia. “Usaha ini juga yang dilakukan di JC Studio di mana saya belajar menari, karena  peserta termuda itu berusia 4 tahun. Saya kira itu langkah yang baik, karena mengenalkan seni tari dari kebudayaan asli kita sejak dini,” lanjutnya.

Kenyataan ini mendorongnya ke depan akan mensuport dunia tari khususnya tarian tradisional. Wah, sikap dan keinginan ini sudah semustinya disambut baik oleh berbagai pihak. Instansi terkait dan orang-orang yang masih punya hati akan keberlangsungan pendidikan budaya dan seni Tanah Air.

Antara Seni Olahraga dan Seni Budaya

Sebelumnya nama Adel memang tak bisa dipisahkan dari dunia olahraga cabang olahraga Korfball. Dialah yang menjadi Vice President International Korfball Federation Asia pada tahun 2015-2019. Perempuan dengan berat dan tinggi badan 52-162 ini pernah menjadi juri di Asian Oceannia U23  Korfball Championship tahun 2015 di Taipeh dan IKF Asia Korfball 4 U16 & U 19 Championship tahun 2015 di Jakarta.

Dua seni berjalan beriring dirasakannya sebagai keseimbangan hidup. Menurutnya sama- sama olah tubuh sekaligus mengajarkan kerja tim yang baik. “Yang pasti pariwisata dan seni tari sangat berhubungan karena seni tari adalah salah satu komponen Pariwisata Indonesia untuk memperkenalkan budaya asli Indonesia. Untuk lebih mendalami tarian nuasantara ini saya ambil waktu di hari Sabtu, dan menari bisa menjadi me time.”

Adelaida Koraag bersantai dengan santun. Ist

Kreativitas membuat kita “lebih hidup” dan tidak biasa. Pasalnya, setiap saat dapat mengkreasikan keseharian dengan langkah-langkah yang tak menjemukan. Booker T. Washinton menegaskan, hebat itu adalah melakukan hal yang biasa dengan cara yang tak biasa. Dan ketika kreativitas itu diasah maka melakukan sesuatu yang biasa dengan cara yang tidak biasa. Kenyataan itu yang pada akhirnya dimampukan untuk memaknai hidup menjadi lebih hidup dan tidak monoton.

Hobi dan pekerjaan yang selaras tentu akan selalu melahirkan damai sukacita. Kenyataan itu biasanya bisa dilakukan oleh pribadi yang matang, yang memiliki pengendalian diri dengan baik, sehingga mampu menempatkan pengalaman hidup di tempat yang benar. Begitu kan Mbak Adelaida Koraag? (Martha Sinaga)

About Gatot Irawan

Check Also

BAIC Indonesia bersama DEXC Racing Uji Ketangguhan BAIC BJ40 PLUS di IRRA 2025

Majalengka, NextID – Lintasan panjang, hujan deras, lumpur pekat, hingga special stage yang menguras ketahanan menjadi …

Leave a Reply