Wednesday , 4 December 2024
Home / LifeStyle / Leisure / Health / Drugs & Desease / MSG Pemicu Kanker, Benar atau Salah?
Dari kiri, Country Manager Mundipharma Indonesia Mada Shinta Dewi, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) sekaligus Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp. PD-KHOM, dan Head of Ethical Business Unit, Market Access & Communications Mundipharma Indonesia Antes E. Prasetio menghadiri seminar tentang kanker di Jakarta.

MSG Pemicu Kanker, Benar atau Salah?

Jakarta, NextID – Penyedap rasa atau sering kita kenal dengan monosodium glutamat (MSG) sering kali dianggap sebagai penyebab munculnya penyakit kanker. Sebaliknya, teh hijau dianggap masyarakat sebagai makanan pencegah kanker. Inilah beberapa rumor yang beredar di masyarakat. Apakah benar?

“Ini cuma mitos yang beredar di masyarakat saja. Tidak ada bukti bahwa MSG memicu penyakit kanker,” kata Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp. PD-KHOM – Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) saat menjadi pembicara utama dalam seminar yang diadakan Mundipharma Indonesia pemilik brand BETADINE dan Yayasan Kanker Indonesia di Jakarta, Rabu (23/8).

Kedua pihak juga berkolaborasi kedua untuk kalinya dalam mengadakan kegiatan BETADINE Retro Run 2017 yang akan diadakan di tanggal 17 September 2017 di Lot 8 SCBD Jakarta.

“MSG tidak terbukti menyebabkan kanker, namun MSG yang terlalu banyak mampu merusak jaringan tubuh seperti pankreas dan juga mempercepat penuaan,” kata dr Aru.

Dr Aru kemudian melanjutkan, bahwa pemicu timbulnya kanker bisa dari zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu, misalnya makanan yang lama tersimpan dan berjamur yang kemudian dapat tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin adalah zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat meningkatkan resiko terkena kanker hati.

Begitu juga dengan rumor konsumsi jenis makanan tertentu secara terpisah seperti teh hijau, buah beri, akar bit, brokoli, bawang putih dan super food menjadi cara pencegahan kanker.

“Kanker dicegah bukan dengan konsumsi makanan tertentu tapi dengan memperhatikan pola makan secara keseluruhan. Banyaknya mitos yang beredar tersebut menyebabkan persepsi masyarakat mengenai kanker sering keliru, baik dari pencegahan sampai perawatan,” kata dr Aru lagi.

“Berbagai mitos di masyarakat ini dapat dilihat bahwa pengetahuan masyarakat terkait kanker, pencegahan dan perawatannya masih minim,” kata dr Aru.

Berdasarkan hasil data Riskesdatin tahun 2013 prevalensi penyakit kanker pada penduduk Indonesia mencapai 0.14% dari total penduduk, atau sebesar 347.792 orang. Mengingat hal ini, menjadi semakin penting bagi Yayasan Kanker Indonesia untuk memberikan informasi yang tepat bagi masyarakat.

Oleh karena itu, YKI menyambut baik dukungan Mundipharma Indonesia yang berusaha menyebarkan edukasi mengenai kanker pada masyarakat melalui acara BETADINE Retro Run 2017.

Faktor lingkungan penyebab kanker terbagi atas enam faktor, yaitu 30-35 persen dipengaruhi diet yang salah, 25-30 persen akibat merokok, 15-20 persen akibat infeksi, 10-20 persen disebabkan obesitas serta 4-6 persen akibat kebiasaan minum alkohol.

Selain faktor lingkungan dan genetik, ada beberapa faktor pemicu kanker yang tidak bisa dirubah, misalnya gender, usia yang semakin menua dan riwayat penyakit kanker di keluarga.

Dr. Aru mengimbau masyarakat untuk mengubah gaya hidup dan menjalani pola hidup sehat untuk mencegah kanker. “Cara tepat pencegahan kanker tidak lain adalah dengan menjaga keseimbangan berat badan, konsumsi makanan bergizi seimbang dan bebas zat kimia juga rutin berolah raga. Kami juga mendorong masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker agar penanganan dapat dilakukan segera dan dengan tepat,” kata dr Aru lagi.

Kegiatan BETADINE Retro Run sendiri merupakan lari mundur revolusioner pertama di Indonesia yang digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terkait upaya pencegahan dan penanggulangan kanker sekaligus sebagai bentuk donasi pada upaya penanggulangan kanker.

Pada tahun ini, Mundipharma Indonesia, BETADINE, dan Yayasan Kanker Indonesia mengajak masyarakat untuk lebih mengerti mengenai penyakit kanker dan memberantas mitos dan rumor yang marak berada di masyarakat terkait penyakit kanker.

Country Manager PT Mundipharma Healthcare Indonesia Mada Shinta Dewi mengatakan,“Mundipharma Indonesia bersama dengan Yayasan Kanker Indonesia ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai penyakit kanker dengan cara mengajak masyarakat meningkatan gaya hidup sehat sebagai salah satu upaya pencegahan kanker.

BETADINE Retro Run 2017 mengajak peserta untuk meningkatkan kualitas hidup melalui serangkaian aktivitas menarik dengan konsep charity fun dimana seluruh hasil penjualan tiket akan didonasikan kepada Yayasan Kanker Indonesia. BETADINE Retro Run 2016 diikuti oleh lebih dari 1000 orang dan juga lebih dari 60 penyintas kanker.

Head of Ethical Business Unit, Market Access & Communications Mundipharma Indonesia Antes E Prasetio menyatakan,“BETADINE Retro Run 2017 digelar kedua kalinya pada tahun 2017 setelah tanggapan antusias masyarakat pada tahun 2016. BETADINE Retro Run 2017 kini memiliki target 1500 peserta dan hingga 150 penyintas kanker.”

BETADINE Retro Run 2017 akan diadakan pada tanggal 17 September 2017 di Lot 8 SCBD. Biaya pendaftaran BETADINE Retro Run sebesar Rp 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah), dimana semua hasil pendaftaran akan didonasikan kepada YKI.

About Job Palar

Check Also

Orang Tua Perlu Selektif Memilih Popok untuk Cegah Ruam

Jakarta, TheNext – Dokter spesialis anak dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Dr. Nitish Basant …

Leave a Reply