Jakarta, NextID – Pameran niaga industri farmasi terkemuka Convention on Pharmaceutical Ingredients Southeast Asia (CPhI SEA) 2016 digelar mulai Rabu (6/4) ini. CPhI SEA merupakan peluang bagi para pelaku industri farmasi dan penyedia bahan baku obat dari seluruh dunia untuk menjangkau pasar Asia Tenggara yang sedang tumbuh pesat.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dra. Maura Linda Sitanggang mewakili Menteri Kesehatan Republik Indonesia, saat pembukaan pameran mengatakan,”Sejak program Jaminan Kesehatan Nasional bergulir, sebanyak 20% dari pengeluaran kesehatan Indonesia ditujukan untuk pembelian produk farmasi. Namun, industri farmasi domestik tidak banyak yang bergerak di sektor kesehatan hulu.”
Linda menambahkan,“Perusahaan farmasi Indonesia harus bisa berinvestas i untuk penelitian dan pengembangan, ini untuk mengatasi impor bahan baku yang mencapai 96%.”
Christopher Eve, Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia, mengatakan, “CPhI SEA merupakan kesempatan untuk berinteraksi dengan para profesional farmasi global dari seluruh dunia. Pameran ini mencakup semua aspek perkembangan farmasi, mulai dari bahan baku obat hingga mesin, kemasan, dan layanan outsourcing pengiriman obat. Di tahun ke lima ini, kami menambahkan Health Ingredients yang fokus pada perpaduan farmasi dan pangan fungsional.”
Christopher Eve menambahkan, “Pameran niaga selama tiga hari ini akan dilengkapi dengan berbagai aktivitas, seperti Innovation Gallery, Exhibitor Showcase, Business Matching, dan Seminar Hi South East Asia. Innovation Gallery menampilkan produk – produk inovatif, termasuk produk-produk dari pemenang CPhI Worldwide Pharma Award.”
Exhibitor Showcase adalah rangkaian seminar dimana para profesional berbagi hasil riset dan mengulas topik – topik terkini dalam industri. Program Business Matching mempertemukan para professional industri sesuai dengan minat dan kebutuhan, dimana saat ini lebih dari 350 pertemuan bisnis telah terjadwal untuk menciptakan peluang bisnis baru. Terakhir adalah seminar Hi South East Asia yang merupakan kerja sama dan didukung oleh International Union of Food Science and Technology (IUFoST) dan menghadirkan pembicara terkemuka.
CPhI South East Asia 2016 memiliki dua pameran baru, yaitu ICSE (International Contract Services Expo) dan Hi (Health ingredients) South East Asia. ICSE adalah pameran khusus outsource dan contract services. Sedangkan Hi South East Asia mempersembahkan pameran khusus bahan baku untuk pangan fungsional dan nutrasetikal.
Dalam area pameran yang mencapai 10.000 meter persegi, peserta CPhI South East Asia 2016 tercatat lebih dari 260 peserta dari 25 negara, dengan pavilion nasional dan grup dari Korea, China, India, serta Mensa Group. CPhI South East Asia 2016 memprediksi kehadiran lebih dari 6.000 profesional industri farmasi, pangan fungsional dan nutrasetikal.
“Kami berharap dengan hadirnya ICSE dan Hi South East Asia serta keseluruhan elemen di CPhI SEA 2016 dapat menjadi kombinasi menarik untuk melengkapi semua kebutuhan industri farmasi dan pangan sehingga menjadikan acara ini pameran yang komprehensif agar dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas industri farmasi Indonesia dan menjadi solusi farmasi ASEAN,” kata Christopher Eve.